Ibn Jareer At-Tabari, ahli tafsir Alquran, menjelaskan ayat tersebut: “Siapa yang mengetahui (semua) yang kamu lakukan,” dengan mengatakan: “Para malaikat yang ditunjuk atas manusia mampu membedakan perbuatan baik dari yang buruk.”
Nabi berkata: “Allah memerintahkan (Malaikat yang ditunjuk atasmu ) bahwa perbuatan baik dan buruk harus ditulis. Dia kemudian menunjukkan (jalan) bagaimana (menulis).
Jika seseorang berniat untuk melakukan suatu kebaikan dan dia tidak melakukannya, maka Allah akan menulis baginya satu kebaikan yang lengkap (dalam perhitungannya di sisi-Nya). Jika dia berniat untuk melakukan suatu kebaikan dan benar-benar melakukannya, maka Allah akan menulis baginya di sisi-Nya (balasan yang sama) dari sepuluh hingga tujuh ratus kali, hingga berkali-kali lipat.
Dan jika seseorang berniat untuk melakukan suatu kejahatan dan dia tidak melakukannya, maka Allah akan menulis satu kebaikan di sisi-Nya. Jika dia berniat melakukannya (keburukan) dan benar-benar melakukannya, maka Allah akan menulis satu keburukan.”
Ada riwayat lain bahwa para malaikat berkata kepada Allah , “Ya Allah, ini adalah hamba-Mu dan dia berniat untuk melakukan perbuatan buruk, sedangkan Allah lebih mengetahui tentang itu. Allah akan berfirman: 'Awasi dia, dan catatlah jika dia melakukannya,'”
Mengomentari hadits ini, Imam An-Nawawi mengutip Abu Ja`far At-Tahawi mengatakan, “Menurut hadits ini, malaikat yang ditunjuk atas manusia mencatat niat manusia, bertentangan dengan mereka yang mengatakan bahwa Malaikat hanya mencatat perbuatan nyata.”
Ikuti Whatsapp Channel Republika
