Kamis 16 Dec 2021 20:20 WIB

Rusia dan China Kompak, Ukraina Izinkan Militer Asing Ikuti Latihan

Rusia dan China sepakat meningkatkan upaya bersama jaga keamanan kedua belah pihak.

Rep: Dwina Agustin, Rizky Jaramaya, Lintar Satria/ Red: Agung Sasongko
 Seorang pria berpose untuk foto di samping patung lilin yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin dipajang di pameran patung lilin di St. Petersburg, Rusia, Senin, 6 Desember 2021. Presiden Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan berbicara dalam panggilan video Selasa ketika ketegangan antara AS dan Rusia meningkat karena penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina yang dilihat sebagai tanda potensi invasi.
Foto:

Terpisah, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Uni Eropa untuk segera menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia. Zelensky mengatakan, sanksi dapat mencegah peningkatan eskalasi jika diberikan sebelum konflik bersenjata meletus 

"Kami memiliki perang yang telah berlangsung selama delapan tahun. Kami memahami bahwa, sanksi akan menjadi mekanisme untuk pencegahan eskalasi, jika dijatuhkan sebelum konflik bersenjata," ujar Zelensky, dilansir Anadolu Agency, Kamis (16/12).

Zelensky mengatakan, Kiev siap untuk memasuki negosiasi dengan Moskow untuk mengurangi ketegangan. Namun Zelensky mencatat bahwa, Presiden Rusia Vladimir Putin sejauh ini tidak bersedia untuk negosiasi.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menekankan bahwa, Rusia akan terkena sanksi ekonomi terberat jika menyerang Ukraina. Seorang sumber mengatakan, sanksi tersebut dapat menargetkan bank-bank terbesar Rusia. Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan, tim Biden telah mengidentifikasi sejumlah sanksi ekonomi jika Rusia melancarkan invasi.

photo
Militer Rusia mengancam Ukraina - (Moskowtimes/APReuters)

Sebuah sumber terpisah yang mengetahui situasi tersebut mengatakan, AS mempertimbangkan untuk menargetan sanksi terhadap lingkaran dalam Presiden Vladimir Putin.

CNN melaporkan, Amerika Serikat dapat mengambil langkah ekstrem untuk memutus Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT, yang digunakan oleh bank-bank di seluruh dunia. Sementara Bloomberg melaporkan bahwa, Amerika Serikat dan sekutu Eropa sedang mempertimbangkan sanksi yang menargetkan Dana Investasi Langsung Rusia. Amerika Serikat juga dapat membatasi kemampuan investor untuk membeli utang Rusia di pasar sekunder.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement