IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wilayah Thailand Selatan menjadi wilayah yang amat penting dalam sejarah Islam di Negeri Gajah Putih tersebut. KH Nasaruddin Umar dalam buku Geliat Islam di Negeri non-Muslim menjelaskan, Islam di Thailand mengalami perkembangan pesat.
Islam adalah agama minoritas terbesar di sana, melampaui agama-agama minoritas lainnya. Thailand Selatan dengan ibukotanya, Pattani, dihuni oleh etnik Melayu Muslim.
Di Thailand Selatan sering terjadi konflik dengan kelompok agama Buddha, karena secara geografis Thailand Selatan tetap bagian dari negara Thailand. Namun secara komunitas Muslim mayoritas mendiami wilayah ini. Sering kali, kata Kiai Nasar, ada kebijakan pemerintah pusat yang dianggap tidak adil bagi warga Thailand Selatan yang mayoritas beragama Islam.
Terlebih setelah kerajaan Melayu dihapuskan pada 1902, masyarakat dalam keadaan tertekan. Khsusunya pada Pemerintahan Pibul Songgram (1939-1944), orang-orang Melayu-Muslim sering merasa didiskriminasikan oleh Pemerintah Thailand yang didukung oleh mayoritas Buddha.
Hingga saat ini masyarakat Muslim Pattani menghadapi perlakuan diskriminatif bahkan dalam bentuk teror yang berkepanjangan. Meskipun pada dekade terakhir posisi politik umat Islam mengalami perlakuan lebih wajar ketimbang sebelumnya.
Berdasarkan catatan Kiai Nasar, populasi Muslim di Thailand Selatan (2019) meliputi provinsi Pattani 80 persen, Yala 68,9 persen, Satun 67,8 persen. Semula Thailand masih menjadi satu wilayah kekuasaaan di bahwa kepemimpinan Kerajaan Pattani Raya hingga abad ke-12.