Jumat 17 Dec 2021 01:49 WIB

Masjid dan Perjuangan Politik Muslim Kashmir

Masjid Jamia yang kokoh berdiri di jantung Srinagar telah ditutup selama dua tahun.

Rep: Rizky Jaramaya/AP/ Red: Agung Sasongko
Seorang Muslim Kashmir berwudhu di Masjid Jamia, Kashmir di Srinagar yang dikendalikan Kashmir, Rabu (18/12). Masjid Jamia dibuka kembali setelah ditutup empat bulan lalu pada 5 Agustus 2019.
Foto: AP Photo/Mukhtar Khan
Seorang Muslim Kashmir berwudhu di Masjid Jamia, Kashmir di Srinagar yang dikendalikan Kashmir, Rabu (18/12). Masjid Jamia dibuka kembali setelah ditutup empat bulan lalu pada 5 Agustus 2019.

IHRAM.CO.ID,  SRINAGAR -- Masjid Jamia yang kokoh berdiri di jantung Srinagar telah ditutup selama dua tahun, sejak pemerintah mencabut status istimewa Kashmir. Penutupan masjid menandai bahwa pemerintah India telah membatasi kebebasan beragama.

Masjid Jamia atau masjid agung Srinagar dapat menampung hingga 33 ribu jamaah. Meski memiliki kapasitas besar, jamaah masjid dapat membludak hingga ke jalan ketika shalat Jumat maupun shalat eid.

Baca Juga

Kini, Masjid Jamia yang berusia 600 tahun itu, telah dibuka lagi. Pihak berwenang mengizinkan masjid tetap buka setiap hari. 

photo
Wanita Muslim Kashmir melakukan salat Jumat berjamaah di Masjid Jamia, masjid agung Srinagar, ibu kota musim panas Kashmir India, 06 Agustus 2021. Pemerintah mengizinkan pembukaan kembali Masjid Jamia setelah penutupan mereka setelah gelombang kedua virus corona tetapi mendesak orang-orang untuk mengenakan pakaian masker dan menjaga jarak sosial. - (EPA-EFE/FAROOQ KHAN)

Bagi umat Islam di Kashmir, penutupan masjid membawa kenangan menyakitkan di masa lalu.  Pada 1819, penguasa Sikh menutup masjid selama 21 tahun. Kemudian selama 15 tahun terakhir, pemerintah India telah memberlakukan larangan bagi umat Islam untuk beribadah di masjid secara berkala. 

Umat Muslim Kashmir tidak hanya menggunakan masjid sebagai tempat untuk beribadah. Bagi mereka, masjid juga berfungsi sebagai wadah untuk menyuarakan hak-hak politik.

“Ini adalah masjid pusat tempat nenek moyang, ulama, dan guru spiritual kita telah berdoa dan bermeditasi selama berabad-abad,” kata Altaf Ahmad Bhat, salah satu pejabat di masjid agung.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement