Rabu 22 Dec 2021 15:02 WIB

Terbongkarnya Mata-Mata Kelompok Anti-Muslim

Mata-mata kedua telah diidentifikasi oleh CAIR

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Mata-Mata (ilustrasi)
Foto: Telegraph.co.uk
Mata-Mata (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, COLUMBUS -- Satu pekan sudah Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relations (CAIR) cabang Ohio dipecat karena memata-matai organisasi untuk kelompok anti-Muslim. Terbaru, kantor nasional CAIR mengumumkan melalui akun Twitter resminya bahwa mata-mata kedua telah diidentifikasi.

Orang kedua yang tidak disebutkan namanya ini memunculkan diri secara sukarela. Meski ia tidak secara langsung bekerja untuk organisasi nirlaba, dia adalah sukarelawan aktif di sebuah masjid besar dan kerap diundang ke pertemuan dan acara nasional. CAIR tidak mengatakan di mana orang itu berada secara geografis, tetapi menegaskan orang tersebut tidak berada di mana pun di Ohio.

Berita ini muncul setelah Romin Iqbal, mantan direktur eksekutif CAIR-Ohio, terungkap karena telah menjadi mata-mata untuk Proyek Investigasi Terorisme (IPT) setidaknya sejak 2008. Pria berusia 45 tahun ini bekerja di kantor Hilliard dari organisasi sosial layanan Muslim dan kelompok advokasi, serta mengawasi operasi kelompok di Columbus dan Cincinnati.

Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan tentang identitas orang kedua ini, tetapi cuitan itu mengatakan pendiri IPT anti-Muslim, Steven Emerson, memberi ia upah senilai 3.000 dolar AS per bulan, untuk mencatat para pemimpin Muslim terkemuka. Selama empat tahun dia bekerja untuk Emerson, pria itu dibayar lebih dari 100.000 dolar AS oleh IPT.

"Salah satu tujuan Emerson, kami diberitahu, adalah melindungi pemerintah Israel dengan melemahkan Muslim yang terlibat dalam aktivisme politik & hak asasi manusia," tulis tweet tersebut dikutip di Dispatch, Rabu (22/12).

CAIR mengatakan sedang mengumpulkan dan memeriksa lebih banyak informasi dari orang yang mengajukan diri secara sukarela ini. Mereka juga membiarkan para pemimpin dan organisasi yang bekerja sama tahu apa yang telah dia lakukan dan akan merilis namanya secara terbuka ketika proses investigasi itu selesai.

Sebelum mengajukan diri ke CAIR, pria ini telah bertemu dan mengaku kepada pemimpin masjid tempat ia bekerja. Dia juga meminta pengampunan dan mengatakan akan bekerja sama. CAIR lantas menyarankan orang lain yang membantu IPT atau kelompok pembenci lainnya untuk melakukan hal yang sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement