IHRAM.CO.ID, SANA'A -- Badan PBB untuk Program Pangan Dunia WFP mengaku terpaksa akan memotong bantuan ke Yaman karena kekurangan dana. Badan itu juga memperingatkan akan ada lonjakan kelaparan dalam beberapa bulan mendatang.
Dilansir dari Aljazirah, Rabu (22/12), hampir delapan tahun pertempuran antara pasukan pemerintah yang didukung Saudi dan pemberontak Houthi di Yaman telah menciptakan apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Kekerasan tersebut diproyeksikan akan membunuh 377 ribu orang pada akhir tahun, menurut Badan PBB untuk Program Pembangunan.
Sementara itu, empat juta orang telah mengungsi selama pertempuran, dengan WFP menargetkan 11,1 juta untuk bantuan makanan pada November 2021. “Mulai Januari, delapan juta akan menerima jatah makanan yang dikurangi, sementara lima juta yang berisiko langsung tergelincir ke dalam kondisi kelaparan akan tetap mendapat jatah penuh,” kata badan PBB itu dalam sebuah pernyataan, Rabu.
Menurut Badan PBB untuk anak-anak (UNICEF), sekitar 2,3 juta anak di bawah usia lima tahun saat ini menderita kekurangan gizi akut di Yaman, dengan 400 ribu diperkirakan akan menderita kekurangan gizi parah yang mengancam jiwa dalam beberapa bulan mendatang.
“Stok makanan WFP di Yaman hampir habis,” kata Direktur Regional WFP Corinne Fleischer dalam sebuah pernyataan.
"Setiap kali kita mengurangi jumlah makanan, kita tahu lebih banyak orang yang sudah lapar dan rawan pangan akan bergabung dengan jutaan orang yang kelaparan. Tetapi saat-saat putus asa membutuhkan tindakan putus asa," tambahnya.
WFP mengatakan dibutuhkan lebih dari Rp 11 triliun untuk terus membantu yang paling rentan di Yaman hingga Mei dan Rp 14 triliun selama 2022 untuk terus mengirimkan makanan kepada keluarga kelaparan.
Pemberontak Houthi menguasai ibu kota Sanaa pada 2014 ketika pemerintah melarikan diri, mendorong koalisi yang dipimpin Arab Saudi untuk campur tangan pada 2015 untuk mendukung pemerintah. Kedua belah pihak telah dituduh melakukan pelanggaran dalam pertempuran tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, kekerasan telah berpusat di sekitar Marib, benteng besar terakhir pemerintah di Utara yang dikuasai Houthi, yang telah menelantarkan puluhan ribu penduduk lagi. Pada Senin lalu, para pejabat mengatakan penerbangan bantuan telah dihentikan setelah serangan udara terhadap sasaran Houthi di bandara internasional di ibu kota Yaman, Sanaa.