Rabu 29 Dec 2021 00:05 WIB

Dikritik Soal Banjir, PM Malaysia Akui Kelemahan Penanganan

PM Malaysia hadapi kritik lambatnya penanganan banjir

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Agung Sasongko
Seorang wanita mendorong gerobaknya ke dalam banjir setelah banjir melanda Taman Sri Muda, distrik Shah Alam, sekitar 40 km dari Kuala Lumpur, Malaysia, 21 Desember 2021.
Foto:

Selangor adalah negara bagian yang paling parah dilanda banjir. Banyak orang di distrik Shah Alam terdampar di rumah mereka tanpa makanan selama berhari-hari, sebelum dievakuasi dengan kapal dalam operasi penyelamatan.

"Pemerintah sangat lamban dalam misi penyelamatan. Dan sekarang mereka lambat dalam operasi pembersihan.  Bahkan setelah tujuh hari, sampah di lingkungan ini belum dibersihkan," ujar seorang warga, Kartik Rao.

Bencana banjir terparah ini dikaitkan dengan pemanasan global. Perubahan iklim meningkatkan risiko dan intensitas banjir dari curah hujan yang ekstrem. Seorang warga, Kawitha Maratha dan keempat anaknya berhasil diselamatkan dengan perahu setelah air banjir naik dengan cepat ke lantai dua rumah mereka di Shah Alam. Namun suaminya tidak berhasil diselamatkan dan meninggal dunia. 

"Banjir telah menghancurkan kehidupan kami,” ujar Kawitha Maratha.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement