IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga Imran adalah keluarga yang diberkahi Allah SWT, yang melahirkan seorang putri bernama Maryam, sosok perempuan suci yang kemudian dipilih Allah untuk melahirkan Nabi Isa. Dalam Alquran, Allah SWT juga menceritakan bagaimana prinsip-prinsip pendidikan yang dilakukan oleh keluarga Imran ini.
Lalu, mengapa Allah memilih keluarga kakek Nabi Isa ini sebagai contoh pendidikan umat Nabi Muhammad SAW? Apa yang menjadi visi dari keluarga Imran?
Dalam bukunya yang berjudul “Tadabbur Qur’an di Akhir Zaman”, Ustaz Fahmi Salim menjelaskan, dalam surat surat Al Imran ayat 35 disebutkan,
“Ya Tuhanku, sungguh aku bernazar kepada-Mu, aku akan jadikan bayi yang ada dalam kandungan ini menjadi anak yang shalih dan berkhidmat menjaga rumah-Mu (Baitul Maqdis).”
Ustaz Fahmi menjelaskan, nazar adalah janji yang wajib dilaksanakan. Sejak dalam kandungan, Ibu kandung Siti Maryam telah mempunyai visi jangka panjang, bahwa kelak ia ingin sang anak menjadi hamba yang taat kepada Allah SWT dan pelayan bagi rumah-Nya.
“Karena itu, terimalah nazar itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Menegtahui.” Demikian dia mengakhiri nazarnya.
Ibu dari Siti Maryam berharap bahwa bayi yang akan lahir dari dalam lahirnya adalah laki-laki. Namun, Allah justru menganugerahkan kepadanya seorang bayi perempuan yang kemudian diberi nama Maryam.
Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya, seorang anak perempuan. Dan Allah Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidak lah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk.” (QS Ali Imran [3]: 36).
Sebenarnya, menurut Ustaz Fahmi, istri Imran tidak kecewa dengan kelahiran anak perempuan itu. Hanya saja, dia kaget karena yang dibayangkan sebelumnya adalah bayi laki-laki yang akan dididik untuk menjadi pelayan bagi Rumah Allah. Namun, nazar itu tidak diingkari, dia tetap mewakafkan putrinya, Maryam untuk menjadi pelayan di Baitul Maqdis.
“Ayat ini memberikan gambaran bagaimana keluarga Imran mempunyai visi dalam mendidik anak,” kata Ustaz Fahmi.
Menurut dia, keluarga Imran ingin anaknya kelak menjadi pribadi yang taat dan pelayan bagi Rumah Allah yang mulia. Maka, kata dia, untuk menjaga visi jangka panjang ini, keluarga Imran memohon perlindungan kepada Allah agar menjaga anak keturunannya dari gangguan setan yang terkutuk.
Demi mewujudkan visi itu, menurut Ustaz Fahmi, maka setiap orang tua harus menyiapkan lingkungan yang kondusif untuk memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya. Dalam Alqur’an, menutu dia, para orang tua juga diperintahkan untuk menumbuhkembangkan anak-anaknya dengan pendidikan yang baik, dengan lingkungan yang baik, dan dengan makanan yang halal dan thayyib.
“Jadi, orang tua sangat berperan dalam mendidik anak-anaknya,” jelas Ustaz Fahmi.