Senin 03 Jan 2022 01:52 WIB

 Kisah Mufassir Ath-Thabari yang Menolak Kekuasaan

Ath-Thabari berkeliling negeri untuk mencari ilmu sendiri tanpa ditemani siapapun.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
ulama (ilustrasi).
Foto:

"Abu Ja'far, dia adalah pakar sejarah dan antropologi, paham qira'at dan linguistik," kata Ibnu Atsir. Suatu kali, khalifah meminta Ath-Thabari untuk mengarang buku fikih, lalu dia pun mengarang kitab Al-Khafif, lalu ia diberi imbalan 1.000 dinar tapi kemudian dikembalikan.

Setiap harinya, Ath-Thabari menulis 40 halaman. Adapun di antara karyanya adalah Jami al-Bayan fi Tafsir Al-Qur'an yang kini dikenal dengan nama Tafsir Ath-Thabari. Dia juga mengarang kitab Tarik al-Umam wa al-Muluk (Tarikh Ath-Thabari), dan Tahdzib al-Atsar. Ath-Thabari wafat di Baghdad pada tahun 310 hijriah.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement