Selasa 11 Jan 2022 08:33 WIB

Staf Kesehatan Muslim Singapura Mulai Gunakan Hijab di Tempat Kerja

Satu dari lima petugas kesehatan Muslim mulai mengenakan hijab di tempat kerja

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Muslimah SIngapura
Foto: onislam.net
Muslimah SIngapura

IHRAM.CO.ID, SINGAPURA -- Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, menyebut sekitar satu dari lima petugas kesehatan perempuan Muslim mulai mengenakan hijab di tempat kerja. Perubahan ini terjadi sejak pemerintah mengizinkan penggunaan jilbab mulai November lalu.

"Beberapa staf memilih untuk tidak melakukannya, sementara beberapa lainnya mungkin masih mempertimbangkan. Kami menghormati keputusan masing-masing individu," kata dia dikutip di Straits Times, Selasa (11/1/2022). dalam jawaban parlemen.

Baca Juga

Hal ini ia sampaikan dalam rapat parlemen, menanggapi Dr Wan Rizal Wan Zakariah (Jalan Besar GRC), yang meminta pembaruan atas eraturan yang memungkinkan petugas kesehatan mengenakan jilbab saat berseragam.

Ong juga mengatakan, rumah sakit telah menetapkan pedoman klinis dan staf informasi, guna memastikan persyaratan pengendalian infeksi tetap diikuti untuk keselamatan pasien dan staf.

"Petugas yang memilih memakai jilbab juga sudah menjalani penyesuain kembali (refitting) penggunaan masker N95,” lanjut dia.

Agustus lalu, Kementerian Kesehatan mengatakan kebijakan yang direvisi untuk mengenakan tutup kepala ini akan berlaku bagi  lebih dari 7.000 petugas kesehatan.  Langkah itu diumumkan selama reli pidato Hari Nasional Perdana Menteri Lee Hsien Loong pada 29 Agustus.

PM Lee mengakui, mengenakan jilbab telah menjadi semakin penting bagi komunitas Muslim. Hal ini mencerminkan tren umum religiositas yang lebih kuat dalam Islam di seluruh dunia, serta di Asia Tenggara dan Singapura.

Jilbab juga telah menjadi bagian penting dari iman banyak wanita Muslim. Selama beberapa dekade terakhir, lebih banyak wanita Muslim di negara tersebut yang mengenakan tutup kepala, baik di lingkungan sosial maupun di tempat kerja.

Dalam jawaban tertulisnya, Ong mengatakan respon tentang peraturan ini, baik dari staf Muslim dan non-Muslim, umumnya positif. Staf Muslim menyatakan penghargaan atas perubahan ini dan pasien menghormati keinginan perawat.

"Beberapa staf juga mendapat pujian dari pasien atas pakaian mereka yang rapi dan profesional dengan jilbab mereka,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement