Rabu 09 Feb 2022 21:12 WIB

H Gusti Abdul Muis, Dai Inspiratif dari Borneo (III-Habis)

H Gusti Abdul Muis selalu meluangkan waktu untuk menulis.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ulama sangat berperan dalam pembinaan umatnya (Ilustrasi)
Foto:

Tujuan al-Ghazali mencari penyelesaian masalah kerohanian pribadinya sendiri dalam mencari kebenaran, tetapi dalam usahanya itu ia telah berhasil menolong ribuan orang lain, dalam usaha mereka dalam mencari kebenaran yang sama.

Abdul Muis mengatakan, kebenaran itu ditemukannya pada cara hidup sufi yang diterapkan sesuai dengan ajaran Islam yang benar. Menurut dia, al-Ghazali telah berhasil menyelaraskan antara ajaran tasawuf dan syariat.

Abdul Muis memandang, sesungguhnya ajaran Islam dapat diamalkan secara totalitas. Tidak benar bahwa kewajiban-kewajiban yang telah disampaikan dalam Alquran dan Sunnah Nabi SAW tidak lagi berlaku bagi orang dengan maqamtinggi, semisal wali. Pandangan yang mengabaikan kewajiban syariat adalah sesat lagi menyesatkan.

Di tengah kesibukan dalam menulis dan mengajar, Abdul Muis juga merupakan sosok kepala keluarga yang baik. Ia dikenal memiliki kepribadian yang rendah hati, sederhana, suka bersedekah, tegas, dan tidak suka marah-marah.Selain itu, ia juga memiliki sikap toleran dengan yang berbeda paham dengannya. Sikap inilah yang membuat semua orang suka mendengar ceramahnya meskipun bukan warga Muhammadiyah.

 

Setelah banyak mengabdikan hidupnya untuk kepentingan agama dan bangsa, Kiai Abdul Muis akhirnya dipanggil oleh Allah SWT. Ia wafat pada 27 September 1992 di Banjarmasin da lam usia 73 tahun. Ia meninggalkan sembilan orang anak dan 13 cucu. Jenazahnya dimakamkan di Kuburan Muslimin Banjarmasin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement