IHRAM.CO.ID,MADINAH—Forum Smart Madinah, terdiri dari banyak pimpinan industri teknologi lokal dan internasional serta para pakar teknologi, menggelar pertemuan pertama untuk berdialog dan berbagi pengetahuan dan pengelaman tentang sistem kota pintar (smart city). Tujuan dari acara dua hari, yang diadakan pada 6 dan 7 Februari dan diselenggarakan oleh Otoritas Pengembangan Wilayah Al-Madinah di bawah perlindungan wakil gubernur Madinah Pangeran Saud bin Khalid Al-Faisal, adalah untuk mencari cara untuk memastikan Madinah salah satu dari tiga kota paling layak huni di Arab Saudi.
Tujuan khusus yang dibahas antara lain meningkatkan pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 3 persen dan mengurangi pengangguran sebesar 5 persen pada tahun 2030 sebagai bagian dari upaya untuk mengubahnya menjadi salah satu kota paling tenang namun dinamis di dunia melalui penggunaan teknologi dan inovasi.
Forum tersebut mempertimbangkan sejumlah perbaikan yang mungkin dapat membantu untuk mencapai tujuan tersebut, termasuk pengembangan jaringan 5G dan serat optik, peningkatan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, serta solusi teknologi pintar. Jonathan Reichental, pendiri Human Future, perusahaan yang bergerak sebagai penasihat bisnis dan teknologi global, investasi dan pendidikan, mengatakan, terdapat banyak difinisi mengenai kota pintar, namun dia menekankan bahwa definisi tidak akan sepenting hasilnya dan apa yang ingin forum tersebut capai.
“Salah satu kesimpulan yang saya dapatkan adalah bahwa definisi tidak sepenting hasilnya. Definisinya tidak sepenting apa yang ingin kita capai. Dan setiap komunitas, setiap kota memiliki tujuan yang berbeda. Ini adalah wawasan lain,” ujarnya kepada Arab News yang dikutip Republika.co.id, Kamis (10/2/2022).
“Tidak ada resep yang bisa diikuti oleh setiap kota dan mendapatkan hasil yang sama karena setiap kota memiliki demografi yang berbeda, geografi yang berbeda, sumber daya yang berbeda, kemampuan yang berbeda — perbedaan yang signifikan. Tapi saya tahu satu hal, yang jelas: Ini adalah topik tentang orang-orang.”
Di bawah tajuk “Di mana teknologi memenuhi ketenangan”, forum tersebut menghadirkan tiga diskusi panel dan beberapa presentasi yang menampilkan 12 pembicara nasional dan internasional terkenal yang akan mengeksplorasi strategi Madinah untuk menjadi kota pintar dan mengidentifikasi enam sektor untuk pembangunan pariwisata, lingkungan, bisnis, heritage, kesejahteraan dan mobilitas. Sekitar 148 peserta mengikuti enam lokakarya yang menghasilkan sekitar 500 ide, yang mendasari mereka menyiapkan studi kasus untuk mengembangkan setiap sektor.
“Kami mengadakan beberapa lokakarya dan melibatkan pemangku kepentingan utama, termasuk penduduk itu sendiri, dan kami mengidentifikasi tantangan yang dihadapi kota; kami mengkategorikannya di bawah enam sektor prioritas,” kata Abdulrahman Ibrahim, kepala analitik data dan petugas inovasi di Otoritas Pengembangan Wilayah Al-Madinah, kepada Arab News.
“Strategi dan tujuan program Smart Madinah sangat human-centric dan warga perlu membantu menyoroti tantangan dan menemukan solusi teknologi yang tepat.”
Dia mengatakan, transportasi merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi kota ini. Akibatnya, salah satu sektor prioritas utama dalam strategi kota pintar Madinah adalah mobilitas. Madinah adalah tujuan populer bagi umat Islam dari seluruh dunia dan lalu lintas yang padat di kota merupakan masalah utama bagi komuter dan badan-badan sipil, kata dia.
“Transportasi adalah salah satu tantangan utama yang dihadapi kota ini,” kata Ibrahim.
“Akibatnya, salah satu sektor prioritas utama dalam strategi kota pintar Madinah adalah mobilitas. Tantangan ini akan dibahas dalam prioritas strategis itu dan kami memiliki sekelompok studi kasus yang ingin kami terapkan menggunakan teknologi sebagai sarana untuk memecahkan tantangan ini.”
Otoritas Data dan Kecerdasan Buatan Saudi sedang menjajaki cara untuk menciptakan negara yang cerdas dan telah mendirikan dua laboratorium inovasi yang dikatakan sangat penting untuk pengembangan solusi kecerdasan buatan. “SDAIA berfokus pada kota pintar, sangat berdasarkan arahan dari ketua dewan, Putra Mahkota Mohammed bin Salman,” kata Nasser Al-Rayes, wakil CEO otoritas.
“Kami telah terlibat dengan rekan-rekan kami dari otoritas Madinah sejak awal mengembangkan strategi ini, jadi ini bukan hanya satu kali pertemuan. Sekarang, ada banyak lokakarya dan banyak keterlibatan untuk memastikan bahwa apa pun yang mereka cita-citakan pasti selaras dengan arahan nasional dan, yang terpenting, ini selaras dengan agenda data dan AI yang dipimpin SDAIA.”
Dalam forum tersebut, para pakar juga membahas isu kota pintar dengan judul “Semua untuk satu dan satu untuk semua.”Lakshita Wijerathne, chief operating officer di perusahaan teknologi Eutech, mengatakan, “Untuk membantu platform kota pintar memenuhi tujuan Anda, satu hal kuncinya adalah ketika Anda memiliki begitu banyak sensor … Anda memiliki pengunjung, penghuni, warga Anda … jadi platform akan dapat mengumpulkan dan menganalisis sejumlah besar data. Jadi itu akan memberi Anda informasi berharga terkait dengan pemahaman kesadaran situasional Anda.”
Sumber:
https://www.arabnews.com/node/2021746/saudi-arabia