Senin 18 Apr 2022 07:56 WIB

Menelusuri Sejarah Kabah

Pembangunan atau renovasi Kabah dilakukan sebanyak 12 kali.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Kabah di Masjidil Haram
Foto:

Prof Ali menerangkan, di dalam Alquran dijelaskan Kabah sebagai rumah, pusat kegiatan, tempat berkumpul dan tempat yang aman. Sekaligus sebagai kiblat.

Menurut catatannya, pembangunan atau renovasi Kabah dilakukan sebanyak 12 kali. Di antaranya oleh para malaikat, Nabi Adam, Syits anak Nabi Adam, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, Al-'Amaliqah, Jurhum, Qushai ibn Qilab, Kaum Quraisy (18 Sebelum Hijriyah), Abdullah ibn Zubair (65 Hijriyah), Hujaj ibn Yusuf (74 Hijriyah), Sultan Murad al-Utsmani (1040 Hijriyah), dan Raja Fahd ibn Abdul Aziz (1417 Hijriyah)

Ia menerangkan, pembangunan pertama dilakukan oleh para malaikat, era ini tidak bisa ditelusuri oleh para peneliti. Kedua, pembangunan dilakukan oleh Nabi Adam. Secara teori masuk akal Nabi Adam membangun Kabah meski sulit dicari buktinya oleh para peneliti.

"Nabi Adam diturunkan dari surga, sebenarnya periodenya muda, karena Nabi Adam diturunkan ke bumi tidak bareng dengan manusia purba," ujar Prof Ali.

Dalam penjelas arkeolog ini, Nabi Adam diturunkan ke bumi ketika manusia sudah mengenal budaya bercocok tanam dan sudah mengenal budaya membangun-bangunan dengan batu-batu besar. Jadi mungkin sekali Nabi Adam dan anaknya Syits membuat permulaan Kabah.

Prof Ali mengungkapkan, memang di era Nabi Adam penjelasannya hanya sedikit, tapi secara budaya bisa dipahami. "Kalau kita menempatkan Nabi Adam di periode yang muda, maka peran Nabi Adam dalam membuat Kabah sangat dimungkinkan," jelasnya.

Selanjutnya Nabi Ibrahim dan Ismail meninggikan pondasi Kabah. Pada masa Nabi Ibrahim, periodenya jauh lebih muda lagi, katakanlah perkiraannya periode 3000 tahun atau 4000 tahun sebelum Masehi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement