Ahad 01 May 2022 18:26 WIB

Kanselir Jerman Enggan Gegabah Kirim Senjata Berat ke Ukraina

Kanselir Jerman Enggan Gegabah Kirim Senjata Berat ke Ukraina

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Muhammad Hafil
Citra satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan kerusakan parah pada bangunan apartemen tempat tinggal di Mariupol, Ukraina, pada 29 April 2022.
Foto: Satellite image ©2022 Maxar Technologies via
Citra satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan kerusakan parah pada bangunan apartemen tempat tinggal di Mariupol, Ukraina, pada 29 April 2022.

IHRAM.CO.ID,BERLIN – Kanselir Jerman Olaf Scholz menolak gelombang kritik yang menyebut Jerman tidak menunjukkan kepemimpinan dalam upaya Barat memasok senjata berat ke Ukraina. Dalam hal tersebut, Scholz memilih lebih berhati-hati.

“Saya mengambil keputusan dengan cepat dan bersama dengan mitra kami. Saya menemukan tindakan tergesa-gesa dan upaya Jerman yang luar biasa dipertanyakan,” kata Scholz dalam wawancara dengan surat kabar Bild am Sonntag yang diterbitkan Ahad (1/5).

Baca Juga

Saat ini Scholz tengah mendapat tekanan dari dalam dan luar negeri untuk memasok Ukraina dengan senjata berat. Ia juga didesak mendukung Uni Eropa dalam menerapkan embargo terhadap produk energi Rusia. Saat ini lebih dari 50 persen pasokan gas Jerman diperoleh dari Moskow.

Pada 26 April lalu, Jerman menyetujui pengiriman tank anti-pesawat “Gepard” ke Ukraina. Menurut survei, keputusan tersebut didukung 55 persen rakyat di sana. Namun keputusan itu tidak mengubah persepsi publik tentang Scholz sebagai tokoh atau pemimpin yang bimbang.

Sebuah jajak pendapat yang diterbitkan di Bild am Sonntag menunjukkan bahwa 54 persen warga Jerman tidak puas dengan penanganan krisis yang dilakukan Scholz. Peringkat persetujuannya turun menjadi 32 persen. Khawatir Rusia dapat memperluas perang ke negara-negara selain Ukraina, beberapa mitra Jerman dalam aliansi militer NATO telah menyatakan ketidakpuasan dengan keraguan awal Scholz untuk mempersenjatai Ukraina. Lainnya seperti Polandia tidak senang dengan penentangan Jerman terhadap embargo Uni Eropa atas impor gas Rusia.

Partai koalisi Scholz, yakni, The Greens and Free Democrats, juga lebih tertarik memberikan lebih banyak bantuan militer ke Ukraina. Scholz harus menyeimbangkan tuntutan mereka dengan tuntutan anggota partainya yang mengatakan pengiriman senjata berat ke Ukraina berisiko memicu respons militer Rusia di negara ketiga dan memicu konflik yang lebih luas. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement