IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Banyak dalil yang memerintahkan agar seorang Muslim kaya secara harta dan tentunya disalurkan di jalan yang benar. Misalnya seperti dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 261-263. Salah satu ciri orang kaya yang sesuai syariat Islam, yaitu menginfakkan hartanya di jalan Allah dan tidak mengumbar kebaikannya serta tidak pula menyakiti para penerimanya.
Allah SWT berfirman, "Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. Orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang dia infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun." (QS Al-Baqarah ayat 261-263)
Berikutnya ialah Surah An-Nisa ayat 32. Seorang Muslim dilarang memiliki sifat hasad dan diminta untuk memohon diberikan karunia Allah SWT. "Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS An-Nisa ayat 32)
Meski demikian, terdapat hasad yang dibolehkan, sebagaimana hadits Nabi SAW. "Jangan hasad (iri dengki), kecuali terhadap dua hal. Pertama orang yang dikaruniai harta oleh Allah SWT, lalu ia menggunakannya di jalan kebenaran, dan orang yang dikaruniai hikmah (ilmu) lalu dengannya dia memberi keputusan dan mengajarkannya." (HR Bukhari dari Abdullah bin Mas'ud)
Dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW juga menyampaikan tentang betapa pentingnya kehadiran orang beriman yang kuat dan tidak lemah. Beliau SAW bersabda, "Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah dibandingkan mukmin yang lemah. Pada keduanya terdapat kebaikan.
Bersemangatlah mengerjakan apa pun yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan Allah, dan jangan sampai lemah! Andai keinginanmu tak tercapai, jangan katakan, 'Andai saya lakukan ini dan itu maka pasti akan begini dan begitu.' Akan tetapi, katakanlah, ‘Qadarullahi wa ma sya’a fa’ala (ini adalah ketetapan Allah, segala sesuatu yang Dia kehendaki aka Dia lakukan).' Ucapan andai akan membuka jalan bagi setan." (HR Muslim)
Sahabat Nabi SAW yang termasuk jajaran orang kaya di masa awal Islam, Sa'ad bin Abi Waqqash RA, mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang bertakwa, yang kaya dan tersembunyi (tidak dilihat oleh banyak orang)." (HR Muslim).