Dalam pandangan pusat akademik di Universitas An Najah, sejumlah blok apartemen bertingkat tinggi tersebar di pegunungan yang mengelilingi Nablus. Kamp-kamp pengungsi Palestina, seperti di Nablus dan Betlehem, sangat rentan karena kondisinya yang sempit.
Salah satu area yang cukup menjadi perhatian adalah Kufr Aqab, sebuah lingkungan di utara Yerusalem yang di atas kertas berada di bawah kekuasaan Israel. Tapi itu terletak di balik tembok beton yang dibangun oleh Israel di sekitar Tepi Barat.
Puluhan blok apartemen bertingkat tinggi telah dibangun tanpa penegakan peraturan konstruksi oleh pejabat Palestina atau Israel. “Situasi di sana akan sangat, sangat, sangat sulit ketika gempa terjadi," jelas Dabbeek.
Seorang pejabat Israel mengatakan kepada The National, kotamadya Yerusalem, yang dikelola oleh mereka dilaporkan Kufr Aqab telah dimasukkan dalam rencana tanggap gempa. Kufr Aqab berdiri di samping bandara yang ditinggalkan, sebuah pengingat bahwa Palestina tidak mengontrol wilayah udara.
Bagian dari pembicaraan trilateral di dedikasikan untuk mengelola bagaimana penyelamat internasional akan dapat melintasi perbatasan yang dikendalikan oleh Yordania dan Israel. Masalah termasuk bagaimana Israel akan menangani kru yang tiba di bandara Tel Aviv, pakar respons kemanusiaan.
Setelah pertemuan di Siprus, Israel, Yordania dan Tepi Barat, ketiga pihak akan mengadakan latihan tahun ini dan pada 2023. Jika gempa terjadi sebelum itu, mereka harus bergantung pada rencana bencana nasional dan jalur komunikasi saat ini.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
