Kamis 16 Jun 2022 14:16 WIB

Kisah Tukang Becak Asal Sampang yang Berangkat Naik Haji

Holili menyisihkan penghasilan hariannya demi menunaikan haji.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ani Nursalikah
Warga Jalan Permata, Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Madura Holili Addrae Sae (60 tahun) bersyukur bisa menunaikan ibadah haji pada 2022. Ia menyisihkan penghasilannya sebagai tukang becak. Kisah Tukang Becak Asal Sampang yang Berangkat Naik Haji
Foto: Istimewa
Warga Jalan Permata, Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Madura Holili Addrae Sae (60 tahun) bersyukur bisa menunaikan ibadah haji pada 2022. Ia menyisihkan penghasilannya sebagai tukang becak. Kisah Tukang Becak Asal Sampang yang Berangkat Naik Haji

IHRAM.CO.ID, SURABAYA -- Holili Addrae Sae (60 tahun) Warga Jalan Permata, Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Madura, mengaku senang bisa menunaikan Rukun Islam kelima, yakni menunaikan ibadah haji tahun ini. Holili yang berprofesi sebagai tukang becak itu mengaku, bukan hal mudah untuk mewujudkan mimpinya pergi ke tanah suci.

Apalagi dengan penghasilan hariannya yang tidak menentu. “Penghasilan mbecak per hari hanya Rp 30-50 ribu, itu pun tidak menentu. Selain itu, saya juga bekerja sebagai kuli ikan dengan penghasilan yang tak seberapa," ujar Holili, Kamis (16/6/2022).

Baca Juga

Holili mengatakan terwujudnya mimpi menunaikan ibadah haji juga tidak lepas dari peran istrinya, Busideh. Bersama istrinya, Holili mendaftar sebagai calon jamaah haji pada 2011. Namun, atas kehendak Allah SWT, dalam masa tunggu haji, sang istri terlebih dahulu tutup usia dan meninggalkannya.

"Istri saya rajin menabung, mengumpulkan, dan dibelikan beberapa gram emas. Terus terang kami hanya bekerja keras memeras keringat mengayuh becak setiap hari, tapi almarhum istri saya yang begitu telaten menyisihkan sedikit demi sedikit uang sisa dari kebutuhan hidup sehari-hari,” ujar Holili.

Holili menyatakan istrinyalah yang terus meyakinkan dan mengajak dirinya untuk mendaftar haji, meski dengan kondisi ekonomi yang ala kadarnya. Hingga di satu waktu, Holili dan istrinya mendapatkan rezeki arisan dan memutuskan menjual semua barang-barang yang selama ini telah dikumpulkan untuk biaya pendaftaran haji. Mulanya sempat ragu, namun sang istri kembali menguatkan dan meyakinkannya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement