Selasa 05 Jul 2022 10:38 WIB

Keluarga Mesir Jaga Tradisi di Balik Inti Haji

Selama setahun penuh 10 pengrajin akan mengerjakan kiswah yang menutupi Ka'bah

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Agung Sasongko
Seorang pria Saudi menyulam kaligrafi Islam, baik menggunakan benang perak murni atau benang perak berlapis emas, selama tahap akhir dalam persiapan tirai, atau Kiswah, yang menutupi Ka
Foto:

Lembaran kain hitam dan cokelat ditutupi dengan syair dan doa, disulam halus dengan benang perak dan emas. Setiap jahitan menggemakan "ritual suci" yang dipercayakan kakek Othman pada tahun 1924.

Ia menyebut, selama setahun penuh 10 pengrajin akan mengerjakan kiswah yang menutupi Ka'bah yang dilingkari para peziarah. Proses ini menggunakan benang perak dalam kerja yang dipenuhi cinta yang panjang.

Dari abad ke-13, pengrajin Mesir membuat kain raksasa di beberapa bagian, yang diangkut oleh pihak berwenang ke Makkah dengan upacara besar. Perayaan yang menandai prosesi haji tahunan ini dirasakan di berbagai kota, diapit oleh penjaga dan ulama saat orang Mesir memercikkan air mawar dari balkon di atas. 

Kakek Othman, Othman Abdelhamid, adalah orang terakhir yang mengawasi kiswah buatan Mesir pada 1926. Dari tahun 1927, manufaktur mulai pindah ke Kota Makkah di Kerajaan Arab Saudi yang baru lahir, yang akan sepenuhnya mengambil alih produksi kiswah pada tahun 1962.

Dengan berubahnya sistem produksi, keluarga itu kemudian menyulam tanda militer untuk pejabat Mesir dan asing, termasuk mantan presiden Gamal Abdel Nasser dan Anwar Sadat.

“Selain pekerjaan kami menyulam pangkat militer, ayah saya mulai menyulam ayat-ayat Alquran di permadani dan kemudian mereproduksi seluruh bagian kiswah. Klien mulai membanjiri dengan pesanan replika kiswa yang tepat, hingga detail terakhir," lanjutnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement