IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Otoritas Israel pada Selasa (2/8/2022) menutup semua penyeberangan ke Jalur Gaza yang terkepung. Belum diketahui kapan jalur tersebut akan dibuka kembali.
Dilansir dari Al Araby, Rabu (3/8/2022), penutupan ini dilakukan di tengah kekhawatiran akan serangan balasan oleh Jihad Islam Palestina menyusul penangkapan pemimpinnya yang berbasis di Tepi Barat, Bassam al-Saad, yang meningkatkan kekhawatiran akan kesejahteraan penduduk Gaza.
Dilansir dari The New Arab, Rabu (3/8/2022), Raed Fattouh, seorang pejabat Palestina yang bertanggung jawab atas urusan komersial di Jalur Gaza mengatakan pihak berwenang Israel memberi tahu mereka tentang penutupan penyeberangan Kerem Shalom tanpa menyebutkan alasannya. Fattouh juga mengatakan pihak berwenang Israel mengembalikan barang-barang Palestina yang ditujukan untuk ekspor dari penyeberangan dan mengusir para pekerja Palestina dari satu-satunya pelabuhan komersial di Jalur Gaza.
Pihak berwenang Israel juga menutup penyeberangan Beit Hanoun (Erez), yang ditujukan untuk pergerakan warga Gaza dari Jalur Gaza ke Israel dan Tepi Barat. Israel mengizinkan ambulans untuk membawa pasien dengan kondisi kesehatan kritis untuk perawatan di rumah sakit Palestina di Tepi Barat.
Sumber-sumber lokal mengatakan pihak berwenang Israel mencegah keluarga tahanan Palestina di penjara Israel mengunjungi kerabat mereka setiap minggu melalui penyeberangan Erez.
Kemarin malam, tentara Israel membunuh seorang Palestina dan melukai satu lagi selama operasi militer yang dilakukan di kota Jenin Tepi Barat dalam upaya menangkap al-Saadi. Dalam sebuah pernyataan pers, Brigade Al-Quds, sayap militer PIJ, menyatakan keadaan siaga dan meningkatkan tingkat kesiapan, sebagai tanggapan atas agresi Israel terhadap pemimpin mereka dan keluarganya di Jenin.
Juru bicara tentara Israel Avechai Adreaa, mengklaim dalam sebuah pernyataan pers bahwa berdasarkan penilaian situasi dan kegiatan yang terkait dengan PIJ, tentara Israel memutuskan menutup daerah dan jalan yang berdekatan dengan pagar keamanan dengan Jalur Gaza, karena takut penargetan langsung dan untuk mencegah warga sipil menjadi sasaran.
Israel secara rutin menggunakan taktik ini dengan kedok keamanan, tetapi para kritikus mengatakan keputusan seperti itu sama dengan hukuman kolektif.
https://english.alaraby.co.uk/news/israel-closes-gaza-crossings-raising-concerns-residents