IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak untuk meneladani kiprah dan perjuangan Tuan Guru Kiai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, sebagai seorang ulama yang berperan dalam perkembangan dakwah Islam, pendidikan, dan nasionalisme, terutama di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ini disampaikan Wapres saat menghadiri adz-dzikrol hauliyyah atau pengajian dalam rangka perayaan ulang tahun yang ke-57 Ma’had Darul Qur’an Wal Hadits Al-Majidiyyah Asy-Syafi’iyah Nahdlatul Wathan (MDQH NW) secara daring, Ahad (14/8/2022).
"Patut kiranya kita meneladani dan bertekad untuk melanjutkan kiprah dan peran beliau yang demikian besar tersebut. Ma’had yang beliau dirikan ini harus mampu meneruskan himmah dan harakah beliau," kata Ma'ruf.
Ma'ruf mengatakan, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah pendiri Nahdlatul Wathan, pelopor pendidikan dan pengajaran agama Islam berbasis madrasah di NTB, pejuang yang gigih melawan kolonialisme, serta tokoh yang senantiasa memperjuangkan kesejahteraan umat.
Karena itu, atas jasa-jasanya TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Untuk itu, kata Ma'ruf, Ma’had Darul Qur’an Wal Hadits Al-Majidiyyah Asy-Syafi’iyah Nahdlatul Wathan (MDQH NW) perlu terus melanjutkan dan mewujudkan semangat, perjuangan, dan cita-cita TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, baik dalam membangun kehidupan keagamaan, kemasyarakatan, ataupun kebangsaan.
Menurutnya, ini menjadi gambaran nyata atas kiprah kebangsaan dan kemasyarakatan dari sosok TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Sebab, ma’had ini tidak hanya dijadikan sebagai tempat untuk mencetak para ahli agama tetapi juga sebagai tempat untuk mendidik para penggerak masyarakat, sekaligus tempat untuk menggembleng para pejuang yang gigih membela tanah air.
"Semua kiprah kebangsaan dan kemasyarakatan yang beliau lakukan tersebut berakar dari pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama. Hal itu tergambar dalam profil ma’had yang beliau dirikan ini," katanya.
Namun, lanjut Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, tantangan kebangsaan dan kemasyarakatan yang dihadapi saat ini bukan lagi dalam konteks mengusir penjajahan, melainkan dalam memerangi kemiskinan dan kesenjangan sosial melalui pemberdayaan ekonomi umat.
Oleh karena itu, Ma'ruf berpesan agar selain menyiapkan ahli agama juga melakukan pemberdayaan masyarakat, khususnya di bidang ekonomi.
"Karena Allah memerintahkan kepada kita, memberikan tanggung jawab kepada kamu untuk memakmurkan bumi," ujarnya.