IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Rabithah Alawiyah yang juga pemimpin Pondok Pesantren Suniyyah Salafiyah Pasuruan, Habib Taufiq bin Abdul Qadir bin Husein Assegaf mengatakan ada tiga hal yang harus menjadi perhatian bagi seorang pendakwah yaitu ilmu, wara' dan budi pekerti yang baik (khusnul khuluq).
Da'i hendaknya memiliki ilmu dan mengetahui batas-batas, alur dan cara menegakan amar ma'ruf nahi munkar sesuai ajaran syariah. Selain itu agar dakwahnya diterima hendaknya seorang da'i memiliki sifat wara'. Habib Taufiq mengatakan seorang da'i tidak boleh menjadi pelaku dari suatu perbuatan yang dia melarang pada orang lain untuk mengerjakan, atau seorang da'i tidak boleh meninggalkan suatu perbuatan sedang ia memerintahkan pada orang lain. Da'i juga harus berakhlak baik yakni menyampaikan dakwah dengan lemah lembut, sopan. Diriwayatkan dalam sebuah hadits Rasulullah SAW melarang melakukan amar ma'ruf nahi munkar kecuali dengan lembut baik itu mengajak pada kebaikan atau pun mencegah kemungkaran.
"Jika tiga hal ini ada pada seseorang, Insya Allah dakwahnya akan diterima. Jangan emosional, jangan karena nafsu, di sinilah kadang terpelesetnya seseorang. Lihat kemungkaran dia marah bagus, tapi ternyata karena dia diludahi dia tambah marah. Marah yang kedua ini karena dia diludahi nafsu. Disinilah kegagalan nantinya. Dia dicaci, marah tidak bisa kontrol ikut mencaci disini terjadi kegagalan. Karena itu dakwah harus dibarengi akhlak yang bagus," kata Habib Taufiq saat mengisi kajian kitab Ihya Ulumuddin yang juga disiarkan kanal resmi YouTube Sunsal Media beberapa hari lalu.
Lebih lanjut Habib Taufiq mengatakan seorang dai juga harus melengkapi dirinya dengan sabar. Sebab orang yang menegakan amar ma'ruf nahi munkar pasti akan mendapatkan ujian dan tantangan. Seorang da'i dalam berdakwah tidak boleh mencari pujian namun seorang da'i harus menyiapkan diri dari cacian yang datang padanya. Seorang da'i juga jangan pernah menggantungkan diri pada manusia sebab akan membuatnya mengorbankan agama untuk dunia.