IHRAM.CO.ID, Ibnu Battuta memulai perjalanan pada Juni 1325, saat berusia 20 tahun. Ia meninggalkan kampung halamanya untuk melaksanakan ibadah haji ke Makkah. Perjalanan menuju Makkah menghabiskan waktu selama 16 bulan. Ia berkata tidak akan mengujungi Maroko dalam waktu 24 tahun mendatang.
Dalam perjalanan menuju Makkah ini, Ibnu Battuta mengunjungi Afrika Utara, Mesir, Palestina, dan Suriah. Selesai melaksanakan ibadah haji pertama pada 1326, Ibnu Battuta mengelilingi Irak dan Persia.
Pada 1328, ia menuju ke selatan mengunjungi Oman dan Teluk Parsi sebelum kembali ke Makkah melalui jalan darat melintasi Arab Tengah.
Pada 1330, Ibnu Battuta menuju India dengan berjalan ke utara melalui Mesir dan Suriah ke Asia Kecil mencari pekerjaan pada zaman pemerintahan Kesultanan Delhi.
Setelah mengunjungi kawasan ini, Ibnu Battuta melintasi Laut Hitam menuju ke dataran barat Asia Tengah. Kemudian beliau mengunjungi Istanbul, ibu kota Bizantium dengan ditemani oleh putri Turki.
Ibnu Battuta tiba di Sungai Indus pada 1333 saat perjalanan beliau menuju ke timur melalui Transoxiana, Khurasan, dan Afganistan.
Selama delapan tahun di India, Ibnu Battuta menjadi hakim pada masa pemerintahan Sultan Delhi, Muhammad Tughluq. Pada 1341, Sultan Delhi melantik Ibnu Battuta untuk memimpin misi diplomatik ke Istana Mongol di Cina.
Sayangnya, kapal yang dinaiki Ibnu Battuta mengalami kerusakan dan menyebabkan ia kehilangan pekerjaannya. Lantas, ia melakukan perjalanan ke bagian selatan India, Sri Lanka, dan ke Kepulauan Maladewa dalam kurun waktu kurang dari dua tahun.
Di sana, Ibnu Battuta menjadi hakim selama delapan bulan di bawah pemerintahan dinasti Islam di Maladewa. Pada 1345, Ibnu Battuta menuju ke Cina atas kemauan sendiri.
Sebelum tiba di Canton, Ibnu Battuta mengunjungi Benggala, Pantai Burma dan Pulau Sumatra melalui jalan darat. Kunjungan Ibnu Battuta mungkin terbatas di kawasan pantai selatan saja karena beliau tidak mengkhususkan tempat kunjungan di Cina.
Pada 1346, Ibnu Battuta kembali melaksanakan ibadah haji melalui India Selatan, Teluk Persia, Suriah, dan Mesir. Pada akhir 1349, ia tiba di Fez, ibu kota Maroko, melalui jalan darat dan laut setelah mengambil keputusan untuk pulang ke kampung halamannya.
Pada tahun berikutnya, Ibnu Battuta melintasi Selat Gibraltar untuk tiba di kerajaan Islam di Granada. Pada 1353, beliau melakukan perjalanan terakhir dengan rombongan unta melintasi Gurun Sahara menuju ke Kerajaan Mali di kawasan Sudan, Afrika Barat. Selanjutnya, pada 1355, Ibnu Battuta kembali menetap di Maroko.