IHRAM.CO.ID, Di antara semua catatan rute tua perjalanan haji dari Mesir, catatan yang dibuat Abdulqader al-Jazeeri al-Hanbali bisa dibilang yang terbaik. Ayahnya merupakan seorang diwan yang ber tanggung jawab atas pengelolaan dana jamaah haji.
Tugas sebagai diwan kemudian berpindah kepada al- Jazeeri setelah ayahnya wafat di akhir periode Dinasti Mamluk dan awal era Di nasti Turki Utsmani. Tugas itu dijalankan al- Jazeeri selama 20 tahun.
Al-Jazeeri merupakan sosok multitalenta. Ia seorang sejarawan, penyair, penulis biografi, arkeolog, dan penulis sejumlah buku. Salah satu tulisannya yang sempat dipublikasikan adalah Para Elite dalam Seduhan Kopi.
Tulisan ini ia tujukan sebagai respons kepada mereka yang melawan pemanfaatan kopi saat itu. Al-Jazeeri juga dinilai sangat akurat dalam penulisan. Misalnya, ia secara detail menjelas kan penggunaan alat ukur waktu untuk menen tu kan waktu tempuh perjalanan.
Ia mencatat, ada 16 kamp di padang pasir yang membentang dari Kairo hingga Aqabat Eylah. Hanya ada sedikit sumber air dan pohon di sana. Perjalanan berlanjut ke Dhahr Al-Hu mar, Lembah Affan, al-Mazlum, Gua Syu'aib, Ma kam al-Tawashi, Uyoon al-Qasab, al-Shar ma, al-Mwaileh, Dar al-Sultan, Sidi Marzouq, dan al-Azlam.
Al-Jazeeri menyebut, perjalanan berlanjut ke daerah bernama Darkah, Gua Syu'aib, Darak yang merupakan wilayah Bani Uqbah, lalu ke Hadra Damah Darak. Selanjutnya, mereka ber gerak ke al-Wajh yang merupakan jalur ter panjang, lalu ke Talba dan al-Sharnaba.
Dari situlah para tamu Allah bergerak menuju Makkah. Al-Jazeeri juga mencatat, dalam sekali ke berangkatan kafilah haji, terdapat 1.400 hingga 1.600 ekor unta yang membawa perbe kalan calon haji. Unta-unta itu disiapkan sesuai dana yang tersedia.
"Kepala rombongan haji bertanggung jawab terhadap upah staf pengelola perjalanan haji,'' tulis dia.
Ia mencontohkan, seseorang bernama al- Daudar bertanggung jawab atas amanat Emir, pa ra hakim, dan ulama. Ia juga bertanggung jawab atas kinerja para penjaga kuda, petugas logistik, pengemudi unta, juru masak, kepala penampungan air, juru timbang, juru keamanan barang, petugas kebersihan, petugas keamanan rombongan, juru lampu, juru panah, petugas pem buka pintu, petugas pengecek waktu, dokter bedah, tabib, muazin, pembuat kembang api, petugas pengangkutan, penyair, dan pembawa drum.
"Beberapa tokoh suku setempat juga kadang dilibatkan dalam misi perjalanan haji untuk memastikan keamanan perjalanan,'' kata al-Jazeeri.