Rabu 14 Sep 2022 21:00 WIB

Mengenal Tradisi Sedekah Roti Gantung di Turki

Tradisi sedekah roti gantung sudah dijalankan selama berabad-abad.

Roti pide khas Turki.
Foto: Wikimedia
Roti pide khas Turki.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Di Turki, ada tradisi yangsudah dijalankan selama berabad-abad. Askida ekmek, demikian orang Turki menyebut tradisi itu. Dalam tradisi itu, seorang pelanggan yang ingin bersedekah, dapat membayar atau membeli dua roti, tapi hanya mengambil salah satunya saja, sedangkan sisanya disedekahkan untuk mereka yang membutuhkan.

Askida ekmek, yang berarti "roti di gantungan" atau "roti yang ditangguhkan", berakar pada tradisi Islam, yang merupakan agama mayoritas di negeri ini. Saat seseorang melakukan askida ekmek, secara otomatis dia memberikan sebagian makanannya kepada musafir, fakir miskin, atau ibnu sabil yang kebetulan melintasi toko tersebut.

Baca Juga

Maka, tidak aneh jika mendengar beberapa orang mengatakan, "Askida ekmek varmi (Apakah ada roti yang digantung)?". Jika ada, mereka pun dapat mengambilnya secara gratis.

Hampir seluruh toko roti di Göztepe, dekat Kadiköy di sisi Asia Istanbul, Turki, menerapkan askida ekmek. Pelanggan hanya perlu mengatakan kepada penjual jika mereka ingin bersedekah, penjual akan dengan senang hati 'menggantungkan' salah satu roti yang mereka beli.

 

Tidak ada roti khusus askida ekmek. Pelanggan bebas memilih jenis roti yang akan mereka sedekahkan. Tidak jelas kapan dan bagaimana praktik askida ekmek dimulai. Diyakini, tradisi sedekah yang unik ini terkait erat dengan budaya dan agama setempat.

Guru besar sejarah Febe Armanios, yang fokus meneliti sejarah makanan dan hubung an Kristiani-Muslim di Timur Tengah, menje laskan, askida ekmek merupakan tradisi yang berakar pada zaman Kesultanan Turki Utsmani dan terkait dengan konsep zakat.

"Sedangkan ekmek atau roti merupakan makanan yang sangat penting di Turki," kata guru besar dari Middlebury College, Vermont, Amerika Serikat, ini.

Sebagai bahan pangan yang dinilai sangat penting, ketika sepotong roti jatuh ke tanah secara tidak sengaja, roti tersebut harus segera di ambil lalu diletakkan di tempat yang lebih tinggi. Beberapa orang bahkan menciumnya sebelum mengambilnya, untuk menunjukkan rasa hormat mereka.

Roti juga merupakan makanan pokok bagi warga Turki. Di sana, roti putih biasanya di panggang terlebih dahulu sebelum disantap. Warga Turki juga tidak terbiasa membuang sisa makanan mereka. Roti yang sudah basi misalnya, akan mereka panggang kembali lalu dimanfaatkan sebagai pakan hewan.

Rasa hormat kepada makanan, khususnya roti, juga diterapkan oleh Sultan Turki Utsmani. Menurut Armanios, sejak dulu Turki Utsmani selalu berprinsip bahwa penduduk yang sejahtera dan tak kekurangan pangan akan menjadi warga yang patuh dan sangat kecil kemungkinannya memberontak. Karena itulah, Sultan Turki Utsman selalu berusaha agar harga makanan pokok seperti roti dapat dijangkau oleh seluruh kalangan. Bahkan, hingga hari ini, harga roti masih di atur langsung oleh pemerintah.

Regulator pasar, yang disebut muhtasib Islami, mengatur penjualan roti untuk me ngendalikan harganya dan memastikan bahan baku roti tetap murah. Sejak masa pemerintahan Turki Utsmani, warga yang mampu secara ekonomi selalu didorong untuk menyi sihkan sedikit hartanya bagi mereka yang membutuhkan.

Dalam hal bersedekah, orang Turki juga mengenal tradisi sadakatasi (batu amal) di halaman masjid. Dalam ma kalahnya pada 2014, guru besar sosiologi dari Nevsehir Haci Bektas Veli University, Turki, Ensar Cetin menggambarkan batu amal sebagai stalagmit atau sebuah rongga di din ding yang digunakan untuk meninggalkan uang. Ini adalah model sedekah yang di rancang untuk tidak me nyinggung perasaan kaum dhuafa sehingga pemberi dan penerima zakat tidak tahu satu sama lain.

Saat ini, sadaka tasi telah digantikan oleh situs web dengan kalkulator zakat daring, yang dijalankan oleh yayasan amal. Melalui situs ini, setiap orang dapat menghitung sendiri uang yang harus mereka sedekahkan, yakni 2,5 persen dari kekayaan mereka.

Saat ini, askida ekmek juga dikelola secara daring melalui yemek.com, situs web Turki populer yang menyajikan resep-resep makan an harian dan rekomendasi toko-toko ma kan an. Melalui situs web ini, orang dapat mene mukan dan mempromosikan toko-toko yang menyediakan askida ekmek. Dengan cara ini, diharapkan tradisi sedekah ala Turki ini bisa dikenal lebih luas, sekaligus mengajak orangorang yang mampu secara ekonomi untuk membantu kaum dhuafa yang tidak mampu membeli roti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement