Juru Bicara Militer Letnan Kolonel Richard Hecht mengatakan, seorang perwira senior di tempat kejadian pergi ke rumah anak kecil tersebut setelah melihat salah satu pelempar batu di balkon. Kedatangannya dilakukan untuk menyuruh sang ayah menghentikan aksi anak-anak melempar batu ke pengendara.
Dia juga mengatakan petugas itu berbicara dengan sangat tenang dan pergi begitu saja. “Tidak ada kekerasan, tidak ada masuk ke rumah,” kata Hecht.
Terkait kasus ini, Hecht mengatakan penyelidikan terus berlanjut.
Di Washington, Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel mengatakan Amerika Serikat sangat sedih mengetahui kematian seorang anak Palestina yang tidak bersalah. "Kami mendukung penyelidikan menyeluruh dan segera atas keadaan seputar kematian anak itu," kata Patel.
Sementara itu, Palestina dan kelompok hak asasi manusia mengatakan tentara Israel tidak mampu menyelidiki kesalahan oleh pasukannya, bahkan tentara jarang dimintai pertanggungjawaban. Media sosial Palestina dibanjiri foto-foto Rayan yang ditumpangkan di atas Kubah Batu Emas di Yerusalem, dengan orang-orang Palestina menyatakannya sebagai "martir" dan mengutuk Israel atas kematiannya. Kantor berita resmi Palestina, Wafa, memberi judul utama laporannya “kematian seorang anak saat dikejar”, yang pada dasarnya menyalahkan Israel atas kematian tersebut.
Bocah itu dijadwalkan akan dimakamkan hari ini (30/9/2022), ketika demonstran Palestina sering bentrok dengan tentara Israel. Pemakaman dilakukan pada saat meningkatnya kekerasan di Tepi Barat.
Pada Rabu (28/9/2022), empat warga Palestina dilaporkan tewas dan 44 terluka dalam serangan militer Israel di kota Jenin di Tepi Barat utara. Aksi itu adalah episode paling mematikan sejak Israel melancarkan tindakan kerasnya awal tahun ini.