IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Arab Saudi merupakan negara mayoritas Muslim sama dengan Indonesia. Meskipun sama-sama memiliki populasi Muslim terbanyak, Arab Saudi memiliki kultur yang berbeda dan jamaah sebagai pengunjung harus menghormati kultur tersebut.
"Hal ini sudah disampaikan kepada jamaah haji jauh sebelum jamaah haji berangkat ke tanah suci," kata Nasrullah Jasam dalam bukunya "Catatan Pelayan Tamu Allah".
Bahkan dalam kesempatan manasik selalu diingatkan kembali ketika jamaah haji sudah berada di asrama haji menjelang keberangkatan. Sosialisasi mengenai hal ini sering dilakukan, dijelaskan barang apa saja yang boleh dibawa dan yang tidak boleh dibawa.
Di samping ketentuan yang sudah berlaku secara internasional di saat ke luar negeri, seperti larangan memasukkan barang berharga di dalam bagasi, larangan membawa benda-benda tajam di dalam tas kabin dan membawa barang tertentu di atas kewajaran.
"Misalnya dilarang membawa rokok dalam jumlah besar," katanya.
Ada juga beberapa ketentuan lain yang mungkin tidak berlaku di negara lain namun berlaku di Arab Saudi. Misalnya membawa barang atau tulisan yang diduga sebagai jimat atau bisa disebut oleh orang Indonesia dan Pemerintah Arab Saudi menganggap orang yang membawa benda yang dianggap sebagai jimat, orang yang percaya sihir.
"Dan hukuman bagi pelaku sihir tidak main-main," katanya.
Tahun 2016, pernah ada jamaah haji yang tertahan di imigrasi bandara Madinah karena kedapatan membawa benda yang dicurigai sebagai jimat. Menurut penjelasan jamaah tersebut, benda itu sebetulnya obat bukan jimat, namun petugas Arab Saudi meyakini itu umat yang ada unsur sihirnya.
"Walhasil jamaah tersebut diinterogasi dan sempat ditahan selama hampir dua pekan," katanya.
Setelah melalui beberapa kali pemeriksaan dan lobi yang dilakukan oleh tim dari Konsulat Jenderal RI Jeddah, yang menjelaskan kepada pihak Arab Saudi bahwa benda tersebut hanya obat. Akhirnya jamaah tadi dilepaskan dan diperkenankan untuk masuk kota Madinah, sambil menangis yang bersangkutan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada KJRI dan petugas daker Madinah.
"Dia sangat bersyukur akhirnya bisa keluar menginjak Tanah Suci Madinah dan beziarah ke makam Rasulullah SAW. Dan selanjutnya bergabung dengan keluarganya yang sudah berangkat ke Makkah," katanya.