IHRAM.CO.ID, BEIRUT -- Para deposan menyerbu tiga bank terpisah di seluruh Lebanon pada Selasa (4/10/2022) untuk mendapatkan akses ke tabungan mereka sendiri, yang dibekukan dalam sistem keuangan negara itu sejak 2019.
Perampokan bank adalah yang terbaru dalam serangkaian insiden deposan yang mengambil uang mereka sendiri dengan paksa selama sebulan terakhir, saat Lebanon jatuh lebih dalam ke dalam krisis ekonomi. Bank-bank Lebanon membekukan simpanan pada musim gugur 2019 sehingga secara efektif menyita jutaan tabungan.
Perampokan meningkat karena jalur hukum gagal memulihkan uang para deposan dan parlemen negara itu terus menunda meloloskan rencana pemulihan keuangan. Ketika pemerintah menunda, ekonomi memburuk, dengan mata uang nasional kehilangan lebih dari 95 persen nilainya dan harga barang-barang lokal meroket.
Salah satu nasabah, Ali al-Sahli, dilaporkan seorang pensiunan polisi, merekam dirinya sendiri saat ia memegang sebuah bank di lembah Bekaa. “Saya akan menembak! Anda yang bertanggung jawab, Anda yang mengambil uang saya," kata al-Sahli sambil menodongkan pistol ke karyawan bank di cabang bank BLC di kota Chtoura.
Al-Sahli dilaporkan ditangkap dan gagal mendapatkan kembali uangnya. Dua bank lagi diserbu, satu di kota selatan Tirus dan satu di kota utara Tripoli. Pembobolan adalah bagian dari kampanye terkoordinasi yang diselenggarakan oleh asosiasi hak deposan yang menyebut dirinya kecaman deposan.
Sehari sebelumnya, pada Senin (3/10/2022), seorang pria menyerbu sebuah bank di pinggiran selatan Beirut dan pergi dengan uang 11 ribu dolar AS. Setelah menyelesaikan dengan bank pada Selasa disepakati pria itu tidak akan dikenakan biaya.