Senin 01 Aug 2022 12:11 WIB

Masyarakat Lebanon Antre Panjang untuk Membeli Roti

Lebanon harus menghadapi kondisi kekurangan yang kronis.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Seorang pekerja memegang segenggam gandum di Modern Mills of Lebanon, di Beirut, Lebanon, 12 April 2022. Bank Dunia menyetujui pinjaman $150 juta untuk ketahanan pangan di Lebanon yang dilanda krisis untuk menstabilkan harga roti selama enam bulan ke depan, kata menteri ekonomi, Senin. Masyarakat Lebanon Antre Panjang untuk Membeli Roti
Foto: AP Photo/Hussein Malla
Seorang pekerja memegang segenggam gandum di Modern Mills of Lebanon, di Beirut, Lebanon, 12 April 2022. Bank Dunia menyetujui pinjaman $150 juta untuk ketahanan pangan di Lebanon yang dilanda krisis untuk menstabilkan harga roti selama enam bulan ke depan, kata menteri ekonomi, Senin. Masyarakat Lebanon Antre Panjang untuk Membeli Roti

IHRAM.CO.ID, BEIRUT -- Lebanon yang diambang kebangkrutan memaksa warganya mengantre berjam-jam untuk mendapatkan roti. Salah satunya Khalil Mansour yang harus mengantre berjam-jam setiap hari membeli roti untuk keluarganya.

Beberapa hari ini dia tidak mampu membelinya. Lebanon merupakan negara yang pernah menyombongkan julukan "Swiss di Timur Tengah" karena sektor perbankannya yang berkembang pesat sebelum krisis keuangan melanda pada 2019. Namun kini, Lebanon harus menghadapi kondisi kekurangan yang kronis bahkan untuk mendapatkan makanan pokok pun sulit.

Baca Juga

 

Lebanon gagal membayar utang nasionalnya pada 2020 dan mata uangnya telah kehilangan sekitar 90 persen dari nilai pasar gelapnya. Bank Dunia mengatakan krisis keuangan ini sebagai salah satu yang terburuk sejak abad ke-19.

PBB sekarang menganggap empat dari lima orang Lebanon hidup di bawah garis kemiskinan. Dihadapkan dengan tuntutan dari kreditur internasional untuk reformasi yang menyakitkan sebagai imbalan untuk pelepasan bantuan baru, pemerintah yang diperangi telah dipaksa untuk mengakhiri subsidi pada sebagian besar barang penting, meskipun tidak sejauh ini pada gandum.

 

Harga roti bersubsidi sudah naik, meski lebih kecil dibandingkan jika tidak ada subsidi, namun toko roti sudah mulai menjatah bahan pokok. Sekantong roti pipih seperti pitta Arab sekarang resmi dijual seharga 13 ribu pound Lebanon (43 sen AS). Di pasar gelap harganya lebih dari 30 ribu pound Lebanon.

 

"Minggu lalu saya pergi tanpa roti selama tiga hari karena saya tidak mampu membayar 30 ribu pound," kata Mansour (48 tahun), dilansir dari Gulf Today, Senin (1/8/2022).

 

Bagi Mansour dan kebanyakan orang Lebanon, membeli roti berarti berdiri berjam-jam dalam antrean panjang di luar toko roti. Terkadang, ketika giliran mereka tiba, toko roti sudah tak memiliki persediaan roti.

 

"Hari ini saya antre selama tiga jam, kemarin dua setengah jam. Apa selanjutnya?" kata Mansour pada Jumat di luar toko roti Beirut.

 

"Saya harus memberi makan keluarga saya. Apa lagi yang bisa saya lakukan?" tanya Mansour, yang berpenghasilan setara dengan 50 dolar sebulan bekerja di toko kue.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement