IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pelaksana Badan Pengelolaan Keuangan Haji (BPKH) Fadlul Imansyah menyebut siap menyiapkan dana untuk pelaksanaan haji 1444 H/2023 M. Berdasarkan data yang ada sebelum diaudit, total aset per 31 Desember 2022 sebesar Rp 167.812.123.
"Secara keuangan, likuiditas, rasio solvabilitas, maupun rasio-rasio lainnya, yang terkait dengan pengelolaan keuangan haji sampai saat ini relatif aman. (Angkanya) berada di atas minimum dari apa yang diamanatkan oleh peraturan dan perundang-undangan," ujar Fadlul dalam kegiatan Media Briefing BPKH di Muamalat Tower, Kamis (19/1/2023).
Saldo dana haji 2022 disebut mencapai Rp 166,01 triliun, meningkat 4,56 persen dari 2021 sebesar Rp 158,79 triliun. Capaian ini juga telah mencapai target awal, yaitu Rp 156,23 triliun.
Adapun kekayaan BPKH pada 2022 dibagi menjadi dua, yaitu Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan Dana Abadi Umat (DAU). BPIH mencakup 97,68 persen atau sebesar Rp 162,16 triliun. Sementara DAU sebesar 2,32 persen atau senilai Rp 3,85 triliun.
Fadlul memaparkan instrumen dana haji 2022 sebesar 70,50 persen berasal dari investasi senilai Rp 117,05 triliun dan 29,50 persen penempatan sebesar Rp 48,96 triliun. Angka ini meningkat dari 2021, yang mana nilai investasi sebesar Rp 113,15 triliun atau 71,26 persen dan penempatan sebesar 28,74 persen atau Rp 45,64 triliun.
Berdasarkan target instrumen dana haji 2022, ia menyebut realisasi penempatan telah melampaui target sebesar Rp 38,72 triliun. Hal yang sama tidak terlihat pada sisi investasi, yang mana target yang ditetapkan adalah Rp 117,51 triliun dan hanya tercapai 99,6 persen.
"Secara umum, pertama adalah seluruh dana haji kita kelola secara optimal. Kita akan mengoptimalisasikan seluruh hasil investasi dalam bentuk nilai manfaat. Kalau ditanya mengenai hasil investasi, dengan kepengurusan yang baru kita akan melakukan beberapa terobosan untuk lebih meningkatkan. Hasil investasinya sudah baik, namun akan lebih kita tingkatkan," kata dia.
Untuk perolehan nilai manfaat, disebutkan terjadi penurunan 4,18 persen dari tahun 2021. Tercatat pada 2022 perolehan nilai manfaat sebesar Rp 10,08 triliun, sementara pada 2021 capaiannya sebesar Rp 10,52 triliun. Meski demikian, Fadlul menyebut hal ini telah melebihi target yang dicanangkan, yaitu senilai Rp 9,07 persen.
Ke depan, ia menyampaikan kepengurusan yang baru akan membuat rancangan strategi (ransra) lima tahun ke depan. Hal ini nantinya akan dipaparkan di hadapan Komisi VIII DPR untuk dimintai persetujuan. Fadlul juga menyebut ke depan pembiayaan haji akan lebih menantang sehingga diperlukan strategi dan gebrakan baru.