Rabu 11 Sep 2013 11:14 WIB

Sambal Kecepatan

Unta
Foto: fohn.net
Unta

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang bapak, jamaah haji asal Nigeria siang itu mengajak anak lelakinya shalat Zuhur di Masjid Nabawi. Anaknya ogah-ogahan, karena siang itu amat terik dan harus jalan kaki menuju Masjid Nabawi yang jaraknya satu kilometer lebih dari maktabnya. Namun sang ayah tetap saja ngotot dan memaksanya.

Dalam perjalanan, sang anak minta berhenti karena kelelahan. Oleh karena itu, mampirlah mereka di sebuah maktab, tempat tinggal jamaah haji asal Indonesia. Di depan maktab tersebut ada Hasan, pemuda asal Madura yang tengah sibuk makan dengan lahapnya. ''Apaan tuh?'' tanya bapak asal Nigeria.

''Ini sambal, tuan,'' jawab Hasan.

Dasar Hasan dikenal suka slengekan. Melihat ada orang keheranan melihat sambal, di benaknya muncul pikiran nakalnya. Dia pun menjelaskan bahwa sambal itu selain bisa untuk lauk, juga berkasiat sebagai obat kuat dan untuk memacu kecepatan berjalan, atau berlari seseorang. ''Makanya, kalau di Indonesia ini disebut sambal kecepatan,'' jelasnya sambil tersenyum.

Untuk meyakinkan jamaah asal Nigeria tersebut, Hasan mengambil segumpal sambal dari tasnya lalu dioleskan (maaf) pada selangkangan seekor unta jantan yang tak jauh darinya. Merasa pedas dan panas, seketika itu juga unta jantan itu berjingkat dan berlari kencang meninggalkan Hasan dan jamaah asal Nigeria itu.

Melihat peristiwa itu, bapak asal Nigeria menjadi percaya apa yang diomongkan Hasan. Dia pun minta segumpal sambal lalu dilaburkan pada sekujur kaki anak lelakinya, dengan harapan anak yang sudah merasa kelelahan itu bisa berjalan menuju Masjid Nabawi. Karuan saja,  anak lelaki itu berjingkat dan segera berlari karena kepanasan seperti yang dialami unta tadi.

Melihat kejadian itu, Hasan tertawa sendiri. Dia merasa berhasil ngerjain jamaah asal Nigeria. ''Rasain tuh, sambal kecepatan,'' kata Hasan. Pada saat tertawa itu tiba-tiba mulutnya ditampar keras oleh tangan lelaki kekar dari belakangnya.

Sembari menahan rasa sakit Hasan bertanya dengan ketus,''Hai, siapa yang berani menampar saya!'' Dengan garangnya seorang lelaki menjawab,''Saya, Sambal Kecepatan.'' Mendengar jawaban aneh itu Hasan segera menoleh ke belakang. Dilihatnya di dalam maktab tak ada satu pun jamaah. Hasan hanya diam dan berjanji tak ingin usil dan slengekan lagi di Tanah Suci.

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement