Oleh: Indah Wulandari
Calon jamaah haji disarankan memakai masker pelindung hidung dan sering mencuci tangan dengan cairan antiseptik.
Menjelang pemberangkatan ibadah haji 1435 H kali ini, banyak isu terkait penyebaran virus penyakit yang mengancam kesehatan para tamu Allah. Pemerintah Indonesia pun bersiap-siap untuk membekali jamaahnya agar tetap sehat dan bugar kala beribadah di Tanah Suci.
“Upaya yang bisa dilakukan oleh jamaah haji adalah dengan melakukan PHBS, yaitu perilaku hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan dan menggunakan masker, gizi seimbang, dan minum teratur,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Dr dr Fidiansjah Sp KJ MPH.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini pihaknya juga menyosialisasikan kepada para calon jamaah haji agar tak perlu khawatir terjangkit virus Ebola yang mengancam daya tahan tubuh. Juga virus middle east respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) yang menyerang saluran pernapasan atas.
Fidiansjah memastikan, badan kesehatan dunia WHO telah menetapkan status negaranegara yang menjadi endemi Ebola, yakni Nigeria, Guinea, Liberia, dan Sierra Leone dalam kondisi darurat global.
Penetapan status ini membatasi penduduk dari negara lainnya untuk keluar-masuk dari negara endemik Ebola. Di sisi lain, Pemerintah Arab Saudi ikut menangguhkan pemberian visa ke negara-negara terjangkit virus Ebola. “Potensi keluarmasuknya pasien Ebola ke Tanah Suci kecil. Jadi, kekhawatiran tidak perlu dimunculkan karena tidak ada pengantarnya,” ujarnya.
Meski begitu, Fidiansjah berinisiatif mengedarkan berbagai informasi terkait pencegahan terhadap berbagai hal yang berpotensi mengganggu kesehatan calon jamaah haji, baik dalam bentuk leaflet ataupun poster. Upaya untuk mendeteksi kemungkinan jamaah terinfeksi Ebola pun ikut dilakukan melalui penempatan thermal scanner di tiap-tiap embarkasi.
“Ada leaflet juga poster-poster sama seperti saat ada MERS. Kita juga berikan di tas-tas kloter dari jamaah. Mudah-mudahan cara ini membuat Ebola juga semakin dipahami oleh masyarakat, serta tidak memberikan kekhawatiran dan kepanikan karena Arab Saudi sudah sangat siap,” kata Fidiansjah.