Senin 22 Sep 2014 15:01 WIB

Mengapa Kita Harus Berhaji ke Tanah Suci? Ini Jawabannya

Jamaah haji thawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.
Foto: Antara/Prasetyo Utomo/ca
Jamaah haji thawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Assalamualaikum Wr Wb

Ustadz, ada pertanyaan sederhana, bukankah Allah itu dekat dengan kita, mengapa kita mesti jauh-jauh pergi ke Saudia Arabia untuk berhaji?

Yudi

Bandung, Jawa Barat

Waalaikumussalam Wr Wb

Pertanyaannya memang sederhana, jawabannya bisa sederhana bisa tidak. Jawaban sederhana adalah bahwa kita berangkat jauh ke Baitullah yang ada di negeri Saudi Arabia tak lain karena menjalankan perintah Allah. Hal ini tertuang dalam QS Al hajj 27 “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh”.

Jadi seperti shalat dan kewajiban agama lainnya lainnya, maka berhaji itu adalah perintah Allah yang mesti kita laksanakan baik sukarela atau terpaksa. Hal ini sebagai konsekuensi dari kedudukan kita sebagai hamba. Hamba yang harus selalu mengabdi kepada Rabb-nya. 

Jawaban yang tidak sederhana adalah mencari makna dari perjalanan jauh ibadah haji ini. Makna utamanya tak lain adalah gerak dan dinamika.

Pertama, ibadah dalam Islam bersemangat dinamis. Rezeki pun didapat dengan gerak. Rasulullah SAW memperumpamakan burung yang pergi pagi dengan perut kosong dan pulang petang dengan perut yang telah berisi. Ibadah haji mengajarkan umat untuk gigih bekerja dan berjuang keras dalam fase-fase geraknya.

Kedua, perjalanan “jauh” menuju Baitullah sebenarnya adalah perjalanan “dekat” menuju hadirat Allah SWT. Disunnahkan jika berpergian berdoa “Allahumma hawwin ‘alainaa safaronaa hadzaa wathwi ‘anna bu’dahu” (Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami dan dekatkanlah kejauhannya).

Ketiga, setelah “dekat” dengan Allah, maka kita telah siap untuk  melanjutkan perjalanan “jauh” ke keabadian kelak (darul akhirah) yakni siap bergerak menuju surga jannatun na’im bersama-sama sebagaimana berombongannya jama’ah haji “wasiiqal ladziinat taqau robbahum ilaal jannati zumaroo..” (dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabb mereka, diantar bergerak menuju surga secara berombongan)—QS Az Zumar 73.

Keempat, dengan gerak seluruh organ tubuh melakukan fungsi fisiologisnya. Aliran darah menjadi lancar. Enerji besar yang memberi spirit dan jiwa yang optimistik dalam  memandang kehidupan ke depan. Haji memberi dorongan untuk hidup lebih kreatif dan  bergairah.

Kelima, mereka yang mampu bergerak berarti sehat. Sehat jasmani yang berimplikasi pada sehat rohani. Ibadah haji mensyaratkan jama’ah sehat. Kesehatan didapat jika perut dan jiwa diisi oleh makanan dan nilai-nilai yang halal dan bersih. Ibadah haji membuat badan sehat, jiwa kuat dan fikiran hebat.

Dengan demikian tidaklah semata-mata Allah SWT memanggil hamba-Nya untuk datang dari tempat jauh ke rumah-Nya, selain tentu dengan maksud Dia akan memberi sesuatu yang berharga bagi hamba-hamba-Nya itu.

“Labbaika Allhumma Labbaik”, Wahai Allah, kami dengar panggilan-Mu dan kami datang bergerak memenuhi panggilan-Mu. Insya Allah kami akan terus bergerak. Terus bergerak. 

 

Diasuh oleh: Ustaz HM Rizal Fadillah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement