Kamis 02 Oct 2014 09:54 WIB

Siaga Mendekati Puncak Haji

Jamaah haji wukuf di Arafah.
Foto: Republika/Yogi Ardhi/ca
Jamaah haji wukuf di Arafah.

Oleh: Ismail Lazarde   

Pelaksanaan wukuf di Arafah yang menjadi puncak ibadah haji tinggal menghitung hari. Pada saat itu, jutaan jamaah dari berbagai penjuru dunia akan berkumpul.

Kini, jamaah calon haji tersebut sudah mulai memasuki Kota Suci Makkah al-Mukarramah. Kepadatan pun mulai terlihat di setiap sudut kota atau jalan-jalan raya.

Padatnya manusia di Makkah berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas, terpisah dari rombongan, tersesat jalan, atau menjadi incaran pelaku kriminal. Selain itu, terdapat risiko penyakit akibat perbedaan suhu udara hingga tertular virus.

Untuk keselamatan dan kelancaran jamaah haji, ada beberapa tips yang bisa dilakukan saat mendekati puncak ibadah haji.

Lalu lintas

Hati-hati dan jangan lengah saat berada di jalan raya, terutama ketika hendak menyeberang jalan. Pahami benar adanya perbedaan sistem berkendaraan yang berlaku di sebelah kanan untuk Arab Saudi dan sebelah kiri untuk Indonesia.

Tindak kriminal

Jamaah juga diharapkan jangan pergi sendirian untuk menghindari tindak kriminal. Jangan pernah menyerahkan tas kepada orang asing meski orang itu mengaku sebagai petugas haji.

Awas tersesat

Perhatikan tanda-tanda yang ada di pintu masjid agar tidak tersesat. Jika memang harus menunggu rombongan, buatlah janji untuk bertemu di suatu titik dan tepatilah janji tersebut.

Jika terpisah dari rombongan, sesegera mungkin menghubungi Sektor Khusus PPHI yang mudah ditemukan karena ada bendera Indonesia yang terpasang di atas bangunan tersebut. Jika tidak bisa, tunjukkan identitas pada askar untuk meminta bantuan menunjukkan pada petugas Indonesia.

Hentikan saingan

Tingkatkan solidaritas dan sikap saling tenggang rasa antarsesama jamaah. Jangan menganggap jamaah negara lain sebagai saingan dalam beribadah. Para jamaah dari manapun merupakan saudara seagama yang datang dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Ganti nomor dan menelepon seperlunya

Komunikasi dengan keluarga di Tanah Air sudah menjadi bagian tak terpisahkan bagi jamaah haji di Tanah Suci. Apalagi, mereka yang memang tidak terbiasa berada jauh dari sanak-keluarga. Teman juga masuk dalam daftar orang yang ingin diajak berbagi informasi dan cerita. Rindu, rasa ingin tahu, dan ingatan terhadap rutinitas ketika di Tanah Air menjadi alasan yang cukup untuk tidak menahan keperluan berkomunikasi.

Kemudahan berkomunikasi tersebut belum tentu sebanding dengan kocek yang harus dikeluarkan jamaah. Mudah belum tentu murah! Karena itu, berlaku bijak dalam berkomunikasi hendaknya harus diingat setiap jamaah. Untuk berkomunikasi, jangan asal bisa menyambung, tetapi juga harus diperhitungkan benar biayanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement