Senin 06 Oct 2014 13:48 WIB

Bermalam di Mina

Jamaah haji mabit di Mina.
Foto: Republika/Yogi Ardhi/ca
Jamaah haji mabit di Mina.

Diasuh oleh: Ustaz HM Rizal Fadillah

Assalamualaikum wr wb.

Ustaz, sebagian jamaah haji kita ada yang berangkat ke Mina dan bermalam di sana terlebih dahulu sebelum ke Arafah. Apakah itu termasuk sunah?

Fernan - Bogor

Waalaikumussalam wr wb.

Sebagian jamaah  memang berangkat ke Mina pada 8 Dzulhijjah dan baru menuju Arafah pada 9 Dzulhijjah dari Mina. Dasar keyakinannya adalah hal itu merupakan sunah Rasulullah SAW.

Dalam Hadis Muslim yang diriwayatkan dari sahabat Jabir bin Abdullah diterangkan “falammaa kaana yaumut tarwiyah tawajjahu ila Minna” (pada hari tarwiyah—yakni 8 Dzulhijjah—Rasulullah SAW mengarahkan perjalanan menuju Mina).

Di Mina beliau melaksanakan shalat-shalat qashar tidak jama. Ini juga yang menjadi dasar keyakinan jamaah bahwa ke Mina itu bagian dari manasik. Zhuhur dilaksanakan Nabi dua rakaat, Ashar dua rakaat, Maghrib tiga rakaat, Isya dua rakaat, dan Subuh dua rakat.

Abdullah bin Umar berkata, “Rasulullah SAW shalat di Mina dua rakaat, Abu Bakar, Umar, dan Usman di belakangnya. Beliau tidak menjamak shalat Zhuhur dan Ashar, Maghrib dan Isya.” (HR Bukhori).

Jika kita mampu melaksanakan “tarwiyah”, yakni pada 8  Dzulhijjah ke Mina terlebih dahulu baru ke Arafah kemudiannya, maka hal itu lebih baik dalam berhaji. Jika tidak mampu, Allah menghukumkan kita sebatas kemampuan yang ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement