Selasa 07 Oct 2014 06:55 WIB

Mabit di Minajadid

Jamaah haji melakukan miqat (bermalam di Mina) sebelum melontar jumrah Aqabah.
Foto: Republika/Muhammad Subarkah
Jamaah haji melakukan miqat (bermalam di Mina) sebelum melontar jumrah Aqabah.

Oleh: Zaky Al Hamzah

MINA – sebagian jamaah haji Indonesia mabit di tenda-tenda maktab mereka di Minajadid (perluasan Mina). Jarak dari tenda jamaah haji di Mina menuju lokasi lontar jumrah sekitar tiga-lima kilometer, ditempuh dengan berjalan kaki melalui terowongan Muasim sepanjang sekitar satu kilometer.

Kondisi tenda jamaah haji Indonesia lebih nyaman daripada tenda di Padang Arafah. Tenda jamaah haji Indonesia di Mina dilengkapi dengan AC dan tertutup rapat, tak seperti di Arafah.

Tenda berwarna putih dengan bahan agak tebal tersebut juga bersih dengan alas karpet warna merah tebal. Setiap tenda jamaah haji berukuran sekitar 10 x 5 meter, beberapa tenda dibagi dua antara jamaah laki-laki dan perempuan.

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin berkesempatan meninjau tenda jamaah haji di Mina selama dua hari, sejak Sabtu (4/10). Saat dikunjungi pukul 20.00 WAS, Sabtu, para jamaah sedang tiduran selepas shalat Isya.

Sebagian dari mereka menggunakan kain ihram sebagai selimut. Beberapa jamaah tampak mengobrol santai di sudut dalam tenda semi permanen ini. "Ayo makan dulu, Mas," kata Ahmad, salah seorang jamaah yang menawarkan makanan kepada Tim Media Center Haji (MCH).

Tak semua tenda jamaah haji penuh, ada yang kosong hampir separuh, ada pula yang penuh berdesakan. Sebab, banyak jamaah yang maunya tidur bersama teman sedaerahnya atau teman dekatnya. Padahal, PPIH sudah memberikan imbauan bahwa selama menginap di Mina, jamaah harus mengikuti aturan demi kenyamanan istirahat.

Saat meninjau tenda, Menag Lukman mengaku bersyukur melihat kondisi yang cukup baik pada jamaah haji Indonesia. "Kalau menurut saya ini sudah alhamdulilah lebih baik dari di Arafah," kata Menag saat berdialog dengan jamaah haji di salah satu tenda di Maktab 57.

Fasilitas untuk jamaah haji selama dua malam di Mina memang cukup mumpuni. Stok air untuk jamaah haji, menurut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI, Abdul Djamil, ditambah lagi demi menjaga kenyamanan jamaah. Tim kesehatan juga bersiaga penuh untuk merawat jamaah haji yang sakit di Mina. Jamaah haji mendapatkan makan selama tiga kali sehari selama di Mina.

Hanya saja ketersediaan toilet di Mina sangat terbatas. Rasio toilet dengan jumlah jamaah haji Indonesia yang 155.200 orang (reguler) sangat tidak mencukupi. Akibatnya, jamaah haji harus antre cukup panjang untuk urusan toilet. Kemenag terus mendesak agar pihak Muassasah (Arab Saudi) segera memperbaiki fasilitas tersebut demi kenyamanan jamaah haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement