Oleh: A Syalaby Ichsan
Jamaah haji yang akan kembali ke Tanah Air biasanya akan membeli oleh-oleh di Tanah Suci. Belanjaan dari jamaah bisa dijadikan semacam cenderamata. Buah tangan itu biasanya akan dibagi-bagikan kepada sanak saudara, tetangga, teman, dan kerabat lainnya.
Layaknya pergi ke tempat wisata, saat musim haji, amat banyak pedagang yang menjajakan aneka barang dagangan di Tanah Suci, baik di Madinah, Makkah, ataupun Jeddah.
Mulai kurma, madu, makanan, suvenir, peralatan shalat, aksesori ibadah lain semisal pin jilbab dan tasbih, semua tersedia di sana. Bahkan, ada toko-toko dan kawasan khusus yang memang ditujukan untuk memanjakan jamaah saat berbelanja.
Namun demikian, tentu berbelanja bukanlah tujuan utama ibadah haji. Karena itu, pertimbangan dan sikap bijak dalam berbelanja haruslah dikedepankan. Jangan karena berpikir tidak berkesempatan ke Tanah Suci lagi, semua barang yang memesona mata dibeli untuk buah tangan. Berikut beberapa tips berbelanja di Tanah Suci.
Bagasi
Memperhatikan batasan bagasi juga hendaknya menjadi pertimbangan sebelum memutuskan belanja barang-barang. Jamaah yang kedapatan membawa barang bawaan berlebihan, tentu akan dibuat menyesal lantaran belanjaan mereka akan dibuang petugas sebelum masuk pesawat.
Banyak cerita jamaah yang kecele saat tiba bandara debarkasi. Mereka mendapati barang-barang belanjaannya sudah berkurang setibanya di Tanah Air. Petugas bandara tidak akan banyak pertimbangan dan meminta izin jamaah untuk membuang barang-barang bagasi jamaah yang melebihi kuota. Untuk itu, sangat perlu bagi jamaah untuk memperhatikan batasan kuota bagasi yang diperkenankan.
Rencanakan belanja
Merencanakan barang-barang apa saja yang perlu dibelanja juga penting untuk menghindari penyakit “gila belanja”. Apabila kira-kira ada barang yang bisa dibeli di Tanah Air, jamaah tak perlu memaksakan membelinya di Tanah Suci. Sekarang ini, sudah banyak pusat oleh-oleh haji yang tersedia di Pasar Tanah Abang dan Jatinegara. Sekali lagi, perencanaan belanja sangat penting untuk menghindari rasa “selalu kurang” untuk membawa oleh-oleh haji.
Sesuai kebutuhan
Jamaah sebaiknya tidak mudah tergiur hanya karena harga yang murah. Di sini pentingnya perencanaan. Anda harus memeriksa kembali barang yang benar-benar dibutuhkan dan mana yang tidak. Apakah bermanfaat sebagai oleh-oleh atau hanya akan dibuang menjadi sampah. Jangan sampai Anda harus mengeluarkan biaya ekstra hanya untuk membawa pulang barang-barang yang sebetulnya tidak dibutuhkan ketika sampai di Tanah Air.
Jangan lupa menawar
Banyak pedagang di Arab Saudi yang sering menaikkan harga barang gila-gilaan. Tak jarang, pedagang tersebut menyebutkan harga penawaran sampai 200 persen dari harga normal. Di sini pentingnya menawar. Anda dapat menawar barang hingga 30 persen dari barang yang disebutkan. Kemudian dinaikkan sedikit demi sedikit supaya mencapai harga kesepakatan.
Tak perlu takut untuk menawar karena selain banyak pedagang yang sudah menguasai bahasa Indonesia ala kadarnya, Anda juga bisa menggunakan kalkulator untuk menawar. Perlu diingat juga, hampir semua toko di tempat wisata belanja menerima rupiah sebagai alat pembayaran. Jadi, tak perlu khawatir jika kehabisan riyal.
Bawalah uang secukupnya
Banyak aksi kriminal yang terjadi di Tanah Suci. Pencopetan dan penipuan bukan kejadian baru pada musim haji. Oleh karena itu, jamaah sebaiknya membawa uang secukupnya saja. Berbelanja sedikit tapi lebih sering jauh lebih dianjurkan daripada berbelanja banyak dalam satu waktu karena dapat menarik perhatian orang jahat.