REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Daerah Kerja (Daker) Makkah memutuskan kelompok terbang (kloter) yang berangkat dari Madinah menuju Makkah sebagai kloter tetap. Jamaah haji Indonesia yang ingin kembali ke kloter asal atau pindah kloter harus menandatangani surat pernyataan.
Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat mengatakan, proses pindah kloter terkait dengan masa tinggal di Arab Saudi dan waktu kepulangan jamaah ke tanah suci. Karena itu, pindah kloter bakal berdampak dengan layanan yang diterima jamaah di Arab Saudi.
Surat pernyataan akan memuat keterangan jamaah tidak akan meminta ganti rugi kalau ada beberapa layanan yang tidak terpenuhi. “Seharusnya mereka mendapatkan layanan itu tapi layanan tidak terpenuhi karena pulang cepat,” kata dia, seperti dilaporkan wartawan Republika, Ratna Puspita, Sabtu (29/8).
Dia mencontohkan, jamaah yang langsung mendarat di Jeddah akan langsung ke Makkah untuk melakukan umrah serta prosesi puncak haji di Arafah, Mudzalifah, dan Mina (Armina). Lalu, jamaah itu ingin pulang ke tanah air setelah proses haji. “Tidak boleh complaint karena tidak bisa arbain,” ujar Arsyad.
Arsyad juga menyatakan kepindahan kloter atau tanazul hanya dapat dilakukan ketika ada kursi kosong atau open seat di pesawat. Namun, Daker Makkah juga akan memprioritaskan tanazul bagi jamaah yang sakit dan jamaha yang ingin bergabung dengan kloter asalnya.
“Tapi dengan syarat seat masih tersedia sehingga jamaah satu kloter bisa kembali penuh saat pulang,” ujar dia.
Permasalahan keterlambatan visa membuat sebagian jamaah berangkat ke tanah suci lebih cepat dibandingkan kloter asalnya. Mereka menggantikan kursi kosong yang ditinggalkan jamaah yang keberangkatannya tertunda.
Daker Makkah sempat ingin mengembalikan mereka ke kloter asalnya ketika di Makkah. Namun, Daker Makkah akhirnya memutuskan kloter berangkat sebagai kloter tetap. “Meski sebenarnya mereka adalah kloter campuran,” kata Arsyad.
Arsyad memastikan Daker Makkah sudah mengantisipasi persoalan identitas jamaah. Daker Makkah akan meneruskan kebijakan yang sudah diterapkan Daker Makkah. Jamaah akan mengenakan gelang dengan nomor kloter baru. “Kami juga akan pastikan semua jamaah membawa kartu nama hotel,” ujar dia.
Menurut Arsyad, kartu nama hotel itu menjadi petunjuk lokasi pemondokan jamaah. Tidak hanya itu, kartu nama hotel akan berguna kalau jamaah tersesat. “Mereka bisa menunjukkan kartu itu kepada siapapun, tidak hanya petugas dari Indonesia, agar dapat kembali ke pemondokannya,” kata dia.