Rabu 09 Sep 2015 03:37 WIB

Tawaf di Pasar

Pria berihram tengah tawaf di Masjidil Haram
Foto: onislam
Pria berihram tengah tawaf di Masjidil Haram

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Tawaf merupakan salah suatu proses dalam ibadah haji. Prosesnya dilakukan dengan cara mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali sebagai bagian pelaksanaan ibadah haji atau umrah.

Untuk pelaksanaannya, jamaah yang melakukan tawaf harus suci dari hadas, najis (badan, pakaian, dan tempat tawaf), dan menutup aurat. Selain itu, tata caranya adalah diawali dari sudut Hajar Aswad, berkeliling Ka'bah melawan arah jam, sampai bertemu lagi dengan batu hitam tersebut. Itu dihitung satu putaran tawaf.

Bagi jamaah haji, selain tawaf tersebut, mereka banyak yang melakukan tawaf lainnya. Jamaahnya tak perlu mengikuti syarat yang ada, tetapi pastinya tetap harus menutup aurat. Mereka tak perlu untuk suci dari hadas maupun najis. Jenis tawaf ini hanya mensyaratkan semangat, tenaga, dan tentunya uang.

Istilah tawaf tak bersyarat ini bukan istilah sebenarnya. Tawaf ini hanyalah penyebutan untuk kegiatan sampingan jamaah haji seusai beribadah di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi. Kegiatan sampingannya adalah berbelanja.

Bila dalam tawaf ibadah haji, para jamaah tidak membawa apa-apa seusai menjalankannya. Namun, dalam tawaf tak bersyarat ini, jamaah umumnya membawa aneka barang di tangannya, baik berupa tentengan sampai ke gendongan.

Suatu ketika pada 2007, seorang jamaah membawa kardus besar usai tawaf di Masjidil Haram. Saat ditanyakan soal barang yang gendongnya itu, dia menjawab, “Ini hasil saya tawaf di Pasar Seng, Mbak,” selorohnya sambil tertawa.

Bagi jamaah di atas 2007, sebagian besar tak menemukan Pasar Seng. Sebab, pasar tersebut saat ini akan digantikan oleh bangunan lain. Namun, jamaah dari 2007 dan sebelumnya, jelas menjadikan Pasar Seng sebagai tempat favorit untuk melakukan tawaf tak bersyarat, alias berkeliling pasar untuk berbelanja berbagai barang oleh-oleh buat sanak saudara di kampung halaman.

 

Pasar Seng sangat ternama sebagai pusat barang-barang dan cendera mata khas negara Timur Tengah, khususnya Saudi Arabia. Tempat tersebut sangat terkenal untuk berburu barang-barang. Aksi tawar-menawar pun terjadi dari pagi sampai malam hari. Tak heran, bila pasar di dekat pintu Baabussalam Masjidil Haram ini sering dipadati pengunjung.

Sumber: Pusat Data Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement