Jumat 25 Sep 2015 21:28 WIB
Insiden Mina

Kemenag Bentuk Tim Pencari Jamaah Haji Korban Insiden Mina

Ratusan ribu jamaah haji membuat jalan mereka untuk melemparkan batu pilar yang melambangkan rajam Setan, dalam sebuah ritual yang disebut
Foto: AP / Mosa'ab Elshamy
Ratusan ribu jamaah haji membuat jalan mereka untuk melemparkan batu pilar yang melambangkan rajam Setan, dalam sebuah ritual yang disebut

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama sebagai Panitia Penyelenggara Ibadah Haji membentuk tim khusus untuk mencari jamaah Indonesia yang menjadi korban tragedi di Jalan 204, Mina, mengingat masih banyak jamaah yang belum kembali ke tenda mereka sejak peristiwa itu.

"Kami terus berupaya mencari korban peristiwa Mina dengan membentuk tim khusus," kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah PPIH 1436H/2015M, Arsyad Hidayat, di Mekkah, Arab Saudi, Jumat.

Tim tersebut, lanjut dia, akan menginventaris data jamaah dengan memanfaatkan ketua-ketua kelompok terbang (kloter) yang anggota jamaah mereka melintas di sekitar kejadian pada Kamis pagi sekitar pukul 07.00 Waktu Arab Saudi.

Selain itu tim tersebut juga akan melakukan penyisiran jamaah Indonesia di rumah-rumah sakit Arab Saudi di Mekkah, dan tempat pemulasaran jenazah di Moeasim.

Sampai Jumat pukul 07.00 WAS, kata Arsyad, sebanyak 225 jamaah belum kembali ke tenda di Mina sejak tragedi Kamis pagi itu.

"Jamaah yang belum kembali ada kemungkinan sebagian kembali ke hotel dimana mereka menginap, karena jarak dari hotel ke Jamarat (tempat lempar jamrah) lebih dekat dibandingkan dengan dari tenda mereka menginap di Mina Jadid," ujar Arsyad.

Jamaah yang belum kembali tersebut berasal dari Kloter 14 embarkasi Batam (BTH 14) sebanyak 14 orang, Kloter 48 embarkasi Surabaya (SUB 49) sebanyak 19 orang, dan Kloter 19 embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 19) sebanyak 192 orang.

Tiga kloter yang jamaahnya belum kembali tersebut rata-rata menginap di sekitar wilayah Syisyah yang jaraknya lebih dekat ke Jamarat dibandingkan dari tenda Maktab mereka di Mina Jadid. Jamaah BTH 14 mendapat tempat di Maktab 1, kemudian jamaah SUB 49 di Maktab 2, dan JKS 61 di Maktan 7.

Jarak antara Mina Jadid ke Jamarat diperkirakan mencapai sekitar tujuh kilometer, sedangkan dari Syisyah ke Jamarat, kurang dari lima kilometer.

"Ada kemungkinan juga mereka tersasar ke tempat lain, sehingga kami mencari ke tempat-tempat yang mungkin menjadi lokasi jamaah tersasar," kata Arsyad.

Lebih jauh ia juga mengatakan sampai Jumat pukul 13.00 WAS ada enam jamaah yang mengalami cidera akibat terinjak-injak pada tragedi Mina itu. Tiga diantara jamaah tersebut dirawat di RS Jizrul Mina yaitu Zulaiha Alam (BTH 14), Ubaid bin Komaruddin (JKS 61), dan Ending bin Rukanda (JKS 61).

Sedangkan tiga lagi dirawat di tempat berbeda yaitu Arninda Idris (BTH 14) di RS King Abdullah, Fadillah Nurdin (BTH 14) dirawat Klinik 107 Makkah, dan Yusniar Abdul Malik (MES 7).

Selain itu, Arsyad juga mengatakan sampai Jumat siang, jumlah jamaah Indonesia yang meninggal tiga orang, dua diantaranya sudah diidentifikasi dan satu masih ditelusuri identitasnya namun dipastikan jamaah tersebut dari Indonesia dari pakaian yang dikenakan.

Dua jamaah yang meninggal adalah Hamid Atwi Tarji Rofia (51 tahun) asal Kelompok terbang (Kloter) Surabaya (SUB) 48, laki-laki, Probolinggo, 3 Mei 1964, Maktab 2, nomor paspor B1467965.

Busyaiyah Sahel Abdul Gafar (50 tahun), perempuan, asal Pontianak, Kalimantan Barat, yang berangkat melalui Kloter 14 embarkasi 14 Batam (BTH 14), Maktab 1, nomor paspor A2708446.

"Kami telah menghubungi keluarga para korban. Sebagai wakil pemerintah, kami turut prihatin dan berbela sungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya para jemaah haji korban peristiwa Mina 1436H/2015M," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement