Sabtu 26 Sep 2015 19:19 WIB

'Tubuh Maemunah Ada di Atas Tumpukan Jenazah'

Jamaah haji usai insiden Mina, Kamis (24/9)
Foto: theguardian
Jamaah haji usai insiden Mina, Kamis (24/9)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: EH Ismail dari Tanah Suci

MAKKAH -- Sarif yang berada di tengah himpitan manusia bersama sang istri, R Maemunah binti Dasa Sasmita (53) dan Imas Masyitoh binti Suhandi (jamaah haji asal Ciamis), memutuskan untuk menepi.

Ketiganya berupaya memanjat tembok lantaran pintu-pintu maktab jamaah haji asing semuanya tertutup. Sarif berhasil naik ke tembok kemudian berusaha menarik istri dan Imas.

Saat tangan Sarif sudah berpegangan dengan Maemunah, sang istri yang bergandengan dengan Imas terseret ke tengah-tengah jamaah yang bergerak panik tak menentu. Dia sempat melihat sang istri dan Imas terjatuh.

Keduanya terinjak-injak jamaah yang terus-menerus meneriakkan kalimat takbir dan istighfar dengan histeris.  “Melihat itu saya sudah tak sadar lagi apa yang terjadi,” ujar Sarif. Sinar matahari yang menyengat membuat Sarif kemudian tersadar.

Dia merasa sudah berada di atas tembok selama tiga sampai empat jam. Teringat istri, dia memutuskan turun dan mencari Maemunah di antara puluhan jasad manusia yang tergeletak tak bergerak.

Sarif akhirnya menemukan tubuh Maemunah ada di atas tumpukan jenazah jamaah haji asing dengan Imas berada di sampingnya.

“Saya peluk ibu. Tubuhnya sudah kaku, keras. Saya pukul-pukul, ibu tidak bangun. Ibu Imas juga begitu,” kata Sarif. Sarif berhenti bercerita. Dia menahan air matanya tumpah.

Dalam upaya menyadarkan sang istri dan Imas, Sarif mengambil dua tas kecil tempat paspor dan kartu identitas Maemunah dan Imas. Dia juga melihat sejumlah jamaah haji lainnya tergeletak tak bergerak. Tapi, Sarif tak mengenali mereka sebagai jamaah satu rombongan.

Saat Sarif masih menangis dan memangku Maemunah, sejumlah petugas kesehatan ditemani para askar datang dan membawa jenazah di sekelilingnya. Setelah itu, petugas juga mengambil jenazah Maemunah dan Imas. Upaya Sarif mempertahankan jasad istrinya gagal. Dia pun ditinggalkan dalam kebingungan.

“Ibu meninggal di pangkuan saya, Bu Imas juga sudah meninggal di samping ibu,” kata Sarif. Air mata muncul di ujung mata warga Parunglesang, Banjar, Jawa Barat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement