Kamis 01 Oct 2015 08:59 WIB

Paling Banyak Jadi Korban Mina, Kloter 61 Ajukan Pulang Dini

Rep: Ratna Puspita/ Red: Indira Rezkisari
  Kepulangan Jamaah Haji. Jamaah haji Kloter JKS-02 asal Jawa Barat mendarat di Terminal Selatan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (29/9). (Republika/Wihdan)
Kepulangan Jamaah Haji. Jamaah haji Kloter JKS-02 asal Jawa Barat mendarat di Terminal Selatan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (29/9). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Insiden Mina meninggalkan luka dan trauma psikologis bagi jamaah haji yang berada di Jalan 204 ketika tragedi terjadi. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi pun akan mempermudah proses pengajuan tanazul atau mutasi kelompok terbang bagi jamaah korban tragedi di Jalan 204, Mina, Arab Saudi, yang ingin pulang dini.

Ketua Kloter JKS 61 Embarkasi Jakarta-Bekasi Aceng Sukandar mengatakan beberapa jamaahnya memang sudah mengajukan pulang dini. Dia pun sudah menyiapkan formulir pengajuan tanazul bagi jamaah yang ingin pulang cepat.

Kloter JKS 61 merupakan kloter dengan korban tragedi Mina paling banyak. Aceng menyatakan ada 25 jamaah Kloter JKS 61 yang sudah teridentifikasi meninggal dunia. Selain itu, JKS 61 juga masih kehilangan 37 orang. "Tujuh lainnya sudah kembali setelah kejadian," ujar dia.

Aceng menyatakan seluruh perangkat kloter sudah melakukan pendekatan untuk pemulihan psikologis. Setiap rombongan juga melakukan pengajian sebagai pendekatan spiritual. "Ada sepuluh rombongan di kloter kami," kata dia.

Dia juga berusaha membantu pencarian jamaah yang belum kembali ke pemondokan. Setiap malam, Aceng mendatangi ruang foto di Pemulasaran Jenazah Al Muaisim. Setiap hari, dia juga mengurus proses pemakaman jenazah korban ke maktab. "Bolak-balik saja, kalau kurang tidur, itu risiko sebagai petugas," kata Aceng

Jamaah dari Kloter JKS 61, Irawati Sukarmaji (53 tahun), mengatakan akan tetap melanjutkan perjalanan ke Madinah. Dia sudah memulihkan kondisi psikologisnya kendati kondisi fisiknya masih lemah karena pungungnya sempat tertimpa beberapa jenazah korban.

Dia juga sudah mengikhlaskan suaminya, Mohammad Yuhan Suprianto, menjadi korban kejadian itu. "Bapak sudah sering bilang banyak yang bercita-cita meninggal di tanah suci. Cita-cita dia sudah tercapai. Dia juga meninggal setelah wukuf. Saya pasrah dengan kuasa Allah," kata Ira.

Jamaah asal Cirebon yang juga tergabung dalam Kloter JKS 61, Fatah Ma'ruf, juga berniat melanjutkan perjalanan ke Kota Nabi Muhamamd Saw untuk melaksanakan ibadah Arbain, yaitu shalat 40 waktu di Masjid Nabawi. "Arbain itu kan simbol agar kami tetap berjamaah setelah pulang ke Tanah Air," kata dia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement