REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisa Berangkat menunaikan Ibadah haji adalah idaman setiap orang. Apalagi bila ditunjuk menjadi tim petugas haji daerah (TPHD) berangkatnya tentu gratis alias haji ‘abidin’ (atas biaya dinas).<>
Namun Marno salah seorang pegawai negeri rendahan di pemerintah kabupaten berpendapat lain. Saat menengok temannya yang menunaikan ibadah haji, Marno ditanya kapan kira-kira mendapat kepercayaan menjadi TPHD.
“ Marno, dirimu kapan menjadi TPHD. Kamu kan orang dekatnya bupati,” tanya kang Parmin.
“Ah, gak tahu. Aku sendiri gak suka kok berangkat haji dibiayai pemkab atau jadi haji abidin,” jawab Marno.
“Lha kok bisa? Kan enak ONH-nya gratis,”sahut Parmin.
“Kalau haji ‘abidin’ di Makkah, do’anya gak makbul, tidak bias khusuk. Tidak bisa sampai nangis,” jawabnya lagi.
“Kenapa bisa begitu,” tanya Parmin lagi.
“Iya khan, Abidin kan tidak merasakan susahnya mengumpulkan uang untuk berhaji. Sedang onkos sendiri bisa meratapi susahnya puluhan tahun berjuang menabung supaya bisa haji,” jelasnya.
Kata Parmin dalam hati, “Justru orang yang susah ngumpulin uang kayak kamu itu lebih mudah nangisnya saat berdoa di Makkah.”