Rabu 31 Aug 2016 14:26 WIB

Musim Haji di Tengah Peperangan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Haji
Foto: AP/Hassan Ammar
Haji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perang Dunia I pada 1921-1929 dan Perang Dunia II pada 1940-1945 membuat perjalanan haji tidak aman. Perang Dunia I membuat tidak aman jamaah haji dari wilayah Barat Arab Saudi karena keterlibatan Turki Usmani dalam perang dunia itu. Pada Perang Dunia II yang melibatkan Jepang terutama di wilayah Asia-Pasifik membuat perhajian juga tidak aman di wilayah timur jauh, termasuk Asia Tenggara.

Serangan sekutu atas Jepang mempengaruhi keamanan perjalanan haji Indonesia yang kala itu masih menggunakan jalur laut, sehingga KH. Hasyim Asy’ari sebagai Rais Am Partai Masyumi kala itu melarang warga negara Indonesia melaksanakan ibadah haji dan menyatakan haram berhaji karena situasi dan keamanan saat itu.

Pada 1990 ketika Irak melakukan invasi terhadap Kuwait, pendudukan Irak terhadap Kuwait ini memicu perang di antara dua negara kawasan di Timur Tengah. Pasukan Sekutu yang dipimpin Amerika Serikat melawan Irak dengan memanfaatkan Arab Saudi sebagai pangkalan militer. Terminal haji di Jeddah dijadikan pusat logistic dan persenjataan oleh pasukan sekutu.

Pemerintah saat itu Indonesia mengantisipasi kemungkinan terburuk untuk perhajian 1991. Bahkan menteri agama saat itu, Munawwir Sjadzali menyatakan kemungkinan terulangnya fatwa tidak wajib haji jika Perang Teluk terjadi. Sebab saat itu, penerbangan sudah meminta tambahan biaya asuransi perang sebesar 60 dolar AS. Tarif penerbangan pun naik dari 1500 dolar AS menjadi 1760 dolar AS.

Beruntung Perang Teluk secara bear-besaran tidak terjadi karena Irak mundur dari Kuwait atas desakan negara Arab. Bahkan pada musim haji 1991 menajdi catatan sejarah bagi perhajian di Indonesia dimana, Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto saat itu menunaikan ibadah haji bersama, yang disambut langsung oleh Raja Fahd pemimpin Arab Saudi saat itu.

Pada 2003 AS memimpin pasukan untuk menginvasi Irak menjatuhkan kepemimpinan Saddam Hussain. Invasi AS ke Irak saat ini hampir berdekatan dengan musim haji. Sebagai sekutu AS, Arab Saudi mendapatkan jaminan keamanan jamaah haji dan penyelenggaraannya di dua kota suci Makkah dan Madinah. Arab Saudi telah mengerahkan sekitar 80.000 personel keamanan untuk polisi yang saat itu diperkirakan jamaah haji mencapai 2,3 juta orang.

Perang saudara yang meletus di Suriah sejak 2011 lalu, juga memberikan suasana berbeda perhajian di kawasan Timur Tengah. Ditengah pergolakan politik di Suriah, kantor Berita Suriah SANA sempat memberitakan adanya larangan masuknya warga Suriah untuk berhaji pada 2012. Namun Kerajaan Arab Saudi membantah informasi tersebut.

Walaupun ada perbedaan mazhab dan politik antara Arab Saudi pemerintah Assad di Suriah, Saudi menegaskan tidak mencegah warga Suriah mengirim jamaah hajinya pada 2012, kecuali bagi mereka yang terlambat memenuhi prosedur yang ditetapkan. Saudi juga tidak akan melarang peziarah Iran yang sebelumnya dikawatirkan Saudi akan menimbulkan masalah di Tanah Suci.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement