Oleh: Didi Purwadi, Wartawan Republika
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH – Ada seorang jamaah haji nenek. Sebut saja ‘Si Nenek’. Si Nenek pergi ke pasar kambing Kakiyah untuk membayar dam sebagai syarat ibadah haji tamattu-nya.
Singkat cerita, ‘Si Nenek’ sudah selesai membeli seekor kambing untuk keperluan pembayaran dam-nya. Harganya kambingnya 250 riyal atau sekitar Rp 870 ribu.
‘’Alhamdulillah, nenek puas sekali. Nenek sudah lega,’’ kata Si Nenek.
‘’Lega sudah bayar dam, nek?’’ tanya sopir yang seorang mukimin yang sudah dua tahun menetap di Arab Saudi.
‘’Bukan,’’ jawabnya.
‘’Lega karena dapat kambing yang bagus dan gemuk, nek?’’ tanya si sopir.
‘’Bukan,’’ jawabnya.
‘’Lega karena harga kambingnya murah, nek?’’
‘’Bukan,’’ jawabnya lagi.
‘’Lalu, Lega karena apa, nek?’’
Si nenek diam sejenak lalu bicara. ‘’Nenek lega karena ternyata kambingnya benar-benar kambing Arab,’’
‘’Loh, tahu dari mana nenek kalau kambing itu kambing Arab?’’ selidik si sopir.
‘’Iya. Buktinya pas nenek ajak ngoborol pakai Bahasa Indonesia, kambingnya diam aja tuh,’’ jawab si nenek tanpa ekspresi.