IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu faktor penyebab meningkatnya jumlah angka kematian jamaah haji Indonesia di Arab Saudi adalah cuaca yang lebih panas tahun ini. Oleh karena itu, jamaah yang masih di Makkah dan Madinah diimbau untuk memahami kondisi fisik masing-masing dan tidak memaksakan diri.
"Bila tidak perlu keluar, jangan keluar dulu. Apalagi di Madinah, panasnya lebih terasa," ujar Kasi Penghubung Kesehatan Daker Makkah Ramon Andrias dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (14/9).
Menurut Ramon, dalam sepekan terakhir, suhu di Makkah berkisar pada 43 hingga 46 derajat Celcius dengan realfeel bisa mencapai 50-52 derajat Celcius. Bahkan, lanjut dia, di Madinah bisa lebih panas lagi suhunya. Ditambah lagi kelembaban udara yang juga rendah.
Selain diimbau untuk jangan memaksakan diri, para jamaah juga Ramon ingatkan untuk makan dan minum secara teratur. Tak perlu menunggu keinginan makan, namun harus makan dan minum air putih agar kebutuhan tubuh tercukupi.
"Sekarang sudah haji, mungkin jamaah sudah ingin pulang. Selera makan sudah mulai berkurang. Tapi, tetap harus makan dan banyak minum," ujar dia.
Penyelenggaraan haji tahun ini sudah memasuki fase pemulangan. Hingga 12 September, sudah ada 103 kloter yang terbang ke Indonesia dengan jumlah jamaah sebanyak 41.264 orang dan 515 petugas kloter.
Jumlah angka kematian jamaah haji Indonesia yang wafat di Arab Saudi hingga hari ke delapan pemulangan jamaah mencapai 438 jiwa. Jumlah tersebut disebut Ramon meningkat jika dibandingkan dengan beberapa tahun ke belakang. Namun, hal itu seiring dengan peningkatan jumlah jamaah haji tahun ini.