Ahad 19 Aug 2018 12:30 WIB

Ambulans Indonesia Masuk Muzdalifah

Para jamaah yang memiliki penyakit menahun disarankan bawa obat-obatan.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Bidang Kesehatan melaksanakan upacara bendera di lantai atap Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah (17/8).
Foto: istimewa
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Bidang Kesehatan melaksanakan upacara bendera di lantai atap Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah (17/8).

IHRAM.CO.ID, Laporan Erdy Nasrul, Wartawan Republika.co.id dari Makkah

MAKKAH — Tim Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyiapkan ambulans untuk pelayanan kesehatan jamaah haji Indonesia selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).  Fasilitas tersebut dimanfaatkan untuk evakuasi mereka yang mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan perawatan intensif.

"Di Muzdalifah kita telah meminta agar ambulan bisa parkir di sana. Dan Alhmdulilah tahun ini kita bisa dapat akses di Muzdalifah. Ini adalah sejarah dalam penyelenggaraan kesehatan haji di Armina. Insya Allah proses evakuasi dapat berjalan lebih cepat," kata Koordinator Tim Gerak Cepat dr Jerry N Pattimura, Sp.PD di Makkah pada Ahad (19/8).

Hanya ambulans Indonesia yang dapat memasuki area tersebut di daerah mabit dari negara-negara ASEAN. Pelayanan ini merupakan inovasi baru, karena pada tahun sebelumnya ambulans tidak boleh masuk ke sana.

Tahun lalu ambulans Indonesia ada di jalur Jamarat. "Di sini hanya dibolehkan untuk tim kesehatan Indonesia. Dari negara lain tidak ada akses seperti kita," tambahnya.

Ambulans akan bergerak berdasarkan arahan petugas kesehatan dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Call center Husada 99 yang digunakan tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI) dan tim gerak cepat (TGC) juga selalu aktif untuk menggerakkan fasilitas kesehatan yang ada di Armina.

“Husada 99 diharapkan menjadi solusi terbaik apabila ada gangguan kesehatan. Bantuan kesehatan akan lebih cepat sampai kepada jamaah. Apakah bentuknya ambulans atau berupa emergency response kepada jamaah dari TGC melalui TKHI," jelasnya

Jamaah juga harus menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sudah dibagikan. APD sangat besar manfaatnya untuk menahan panas. Jangan lupa gunakan masker, payung, semprotan air, kacamata dan alas kaki yang nyaman.

Sementara untuk jamaah yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes dan darah tinggi jangan lupa untuk membawa obat-obatan pribadi. Anjuran dokter selama ini harus menjadi acuan pasien untuk menjaga kesehatan.

Sekjen Kemenkes RI dr Untung Suseno Sutarjo, meninjau kesiapan tim kesehatan Armina. “Kita mulai dari Arafah. Semuanya sudah siap," jelasnya.

Yang paling penting adalah semua personel mengusahakan pelayanan diberikan dengan cepat dan nyaman. Jamaah haji yang mengalami gangguan kesehatan mendapatkan pelayanan yang cepat.

Berbagai fasilitas seperti tenda, penyejuk udara, dan listrik sudah memadai. Alat kesehatan sudah disiapkan dan akan digunakan selama prosesi Armina. 

Armina merupakan fase puncak haji yang harus disiapkan semaksimal mungkin. Jamaah diarahkan untuk sekuat tenaga mengikuti prosesi tersebut. Oleh karenanya kesiapan untuk pelayanan kesehatan jamaah harus benar-benar disiapkan.

Kementerian Kesehatan telah menyiagakan lebih dari 300 tenaga kesehatan dari berbagai keahlian. Meski demikian kesiapan masing-masing jemaah menjadi hal paling penting. Tim Kesehatan sudah siaga di Arafah sejak Ahad (19/8). Mereka terdiri dari Tim Promotif Preventif (TPP), Tim Kuratif Rehabilitatif (TKR) dan Tim Gerak Cepat (TCG), siap melayani jamaah haji Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement