IHRAM.CO.ID, ABUJA -- Komisi Haji Nasional Nigeria (NAHCON) meminta keseluruhan 36 negara bagian, wilayah ibukota federal dan berbagai lembaga jamaah Muslim lainnya untuk memulai pendaftaran secara online. Khususnya, bagi jamaah yang hendak menunaikan haji pada 2019 mendatang.
Keputusan tersebut merupakan bagian dari beberapa keputusan yang diambil oleh NAHCON pada sebuah pertemuan bersama dengan pejabat dari semua negara bagian. Pada pertemuan yang dilakukan pada Kamis lalu di Abuja itu, juga meninjau kinerja Nigeria selama pelaksanaan haji 2017.
Juru bicara NAHCON Fatima Usara mengatakan, keputusan untuk memulai pendaftaran lebih awal diambil setelah ditemukan bahwa pendaftaran jamaah yang terlambat merupakan kemunduran besar dalam keberhasilan pelaksanaan haji. "Pertemuan itu disepakati untuk sementara mematok ongkos haji di 1,5 juta Naira, menanti perhitungan akhir," kata Usara, dilansir di Premium Times, Selasa (23/10).
Dia juga mengatakan, pertemuan tersebut menyepakati jika biaya haji disetorkan dengan cara angsuran. Dan semua pembayaran harus diselesaikan pada Februari 2019. Dalam hal ini, NAHCON menyatakan, jamaah yang hendak menunaikan ibadah haji harus mencatat bahwa pendaftaran haji harus dilakukan secara online dengan biaya hanya sebesar 500 Naira.
Menurut Usara, biaya tersebut sudah termasuk dalam total ongkos haji. "Tidak ada biaya tambahan yang dikenakan untuk pembelian formulir haji, karena formulir haji sudah usang," katanya.
Selain itu, pertemuan juga memutuskan bahwa dewan kesejahteraan negara selanjutnya mengusulkan tanggal sementara (tentatif) untuk mengangkut jamaah dan menyerahkan resolusi tersebut kepada NAHCON dalam waktu 30 hari sejak tanggal pertemuan. Hal itu, sebagai bagian dari langkah-langkah untuk menjaga perencanaan yang tepat waktu.
Sementara itu, dia mengatakan kepala eksekutif negara bagian, yang berbicara tentang tantangan akomodasi, juga memuji akomodasi jamaah di Madinah dan mengajukan permohonan kepada NAHCON untuk mempertahankan prestasi tersebut. Karena itulah, menurutnya, standar akomodasi di Madinah disepakati untuk tidak akan diturunkan.
Sedangkan untuk akomodasi Makkah, yang merupakan tanggung jawab negara bagian, NAHCON mendirikan dua perwakilan dari masing-masing zona geoplitik. Hal itu dibentuk untuk meninjau kemungkinan mengamankan gedung-gedung besar sebagai akomodasi terpadu bagi jamaah Nigeria.
Untuk masalah layanan katering atau makanan, pertemuan NAHCON tersebut menyarankan agar setiap negara bagian bernegosiasi untuk memberi makan jamaah secara langsung dengan katering dan memutus perantara apapun atas nama agen. Di samping itu, Usara mengatakan, bahwa semua negara bagian juga dinasihati untuk melihat kemungkinan mengekspor atau memasok katering dengan berbagai jenis makanan Nigeria, untuk digunakan dalam menyiapkan makanan jamaah asal Nigeria.
"Namun demikian, ekspor semacam itu harus dilakukan secara ketat di bawah panduan dan izin Arab Saudi," katanya.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh sebagian besar eksekutif negara atau perwakilan mereka itu juga disepakati bahwa persiapan untuk Haji 2019 dimulai dengan sungguh-sungguh. Ketua NAHCON Abdullahi Muhammad mengatakan, pada pertemuan itu bahwa perencanaan yang konsisten dan peninjauan yang dilakukan secara terus-menerus adalah mekanisme yang diperlukan untuk suksesnya perjalanan Haji.
Menurutnya, kegagalan dalam pelatihan dan pelatihan ulang staf, penelitian, konsultasi, pemantauan dan evaluasi terus-menerus, kepatuhan dan evaluasi yang ketat adalah penyebab bagi kegagalan operasional haji secara total. Hal itu, menurutnya, harus dihadapi oleh semua pemangku kepentingan.
"Karena itu semua pemangku kepentingan ditekankan untuk memulai perencanaan seolah-olah Arafat akan segera berlangsung," katanya.