Jumat 22 Feb 2019 15:18 WIB

Penyelenggara Haji Swasta Desak Pakistan Swastakan Haji

Peran ganda pemerintah sebagai ekskutor sekaligus regulator dikritik.

Rep: Umi Nur Fadhilah / Red: Nashih Nashrullah
Jamaah haji asal Pakistan tiba di Bandara AMA, Selasa (17/7). Kebanyakan jamaah pria Pakistan maupun dari Asia Selatan lainnya datang ke Tanah Suci mengenakan shalwar kamiz, baju tradisional mereka.
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Jamaah haji asal Pakistan tiba di Bandara AMA, Selasa (17/7). Kebanyakan jamaah pria Pakistan maupun dari Asia Selatan lainnya datang ke Tanah Suci mengenakan shalwar kamiz, baju tradisional mereka.

IHRAM.CO.ID, LAHORE — Asosiasi Penyelenggara Ibadah Haji Pakistan (HOAP) mendukung gagasan untuk secara bertahap mentransfer operasi haji ke sektor swasta.

HOAP siap menawarkan pilihan paket ibadah haji yang lebih beragam sesuai sumber daya dan pilihan tinggal di Arab Saudi.

Baca Juga

Seperti dilansir di The Nation pada Jumat (22/2), Ketua HOAPM Waheed Iqbal Butt mengatakan, selama ini calon jamaah haji (calhaj) di bawah skema pemerintah hanya mendapat satu pilihan paket haji, yakni satu biaya dan masa tinggal 42 hari. 

Butt menjamin calhaj di bawah skema swasta dapat memilih paket haji yang beragam, seperti masa tinggal 13 hari, masa tinggal 40 hari, menempati hotel berbintang, dan mengunjungi berbagai tempat.

Butt mengkritik peran ganda pemerintah sebagai regulator dan eksekutor sekaligus. Dia menilai seharusnya pemerintah harus mengurangi peran sebagai badan pengawas. Saat ini, ada 804 anggota HOAP yang akan menangani 76.184 calhaj pada 2019. 

Menteri Urusan Agama Pakistan, Noorul Haq Qadri, mengatakan ibadah haji akan menjadi mahal dalam lima tahun mendatang. Sebab, Saudi telah menyatakan permintaan pada semua negara untuk menyerahkan paket haji ke sektor swasta secara bertahap dalam tiga hingga empat lagi.

Terkait banyaknya paket yang ditawarkan di sektor swasta, Butt menjelaskan terdapat empat kategori tempat tinggal di Mina, masing-masing memiliki fasilitas berbeda. 

Butt mengatakan semakin banyak dana, maka semakin nyaman tempat menginap. Selain itu, maktab tempat jamaah melakukan lontar Jumrah berjarak sangat dekat. Ada empat kategori maktab, semakin mahal paket, maka semakin dekat jarak. 

Die menyebutkan ibadah haji hingga 2028 akan berlangsung pada musim panas. Karena itu, jamaah akan kesulitan jika tinggal tanpa tenda ber-AC di Mina. Selama ini, hanya calhaj di bawah skema swasta yang menikmati tenda ber-AC.

Butt memastikan HOAP mengawasi penyelenggaraan ibadah haji. Sebab, HOAP tidak menginginkan keberadaan perusahaan tak berpengalaman. Saat ini, perusahaan pemula hanya diberikan kuota sebanyak 50 calhaj. Kuota maksimal adalah 300 calhaj. Karena itu, artinya lebih banyak perusahaan harus terdaftar untuk penyelenggaraan ibadah haji.

Butt mengatakan pemerintah harus menyusun kebijakan jangka panjang untuk menurunkan biaya haji. 

Dia menklaim bila pemerintah memberi surat kuasa pada swasta, perusahaan akan menyewa bangunan jangka panjang yang lebih murah di Makah dan Madinah. 

Dengan demikian, masa tinggal calhaj akan jauh lebih murah. Selama ini, harga sewa yang tinggi menyebabkan biaya ibadah haji semakin tinggi.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement