Kamis 11 Jul 2019 18:22 WIB

Waspada Modus Tanya Identitas Jamaah Haji

Jamaah haji diimbau untuk mewaspadai orang asing yang menanyakan identitasnya.

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang petugas haji memasukkan tas ke bus yang akan memberangkatkan mereka dari Asrama Haji Pondok Gede Jakarta ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kamis (9/7). Mereka akan diberangkatkan ke Jeddah, Arab Saudi dan ditugaskan di Daerah Kerja Makkah.
Foto: Republika/M Hafil
Seorang petugas haji memasukkan tas ke bus yang akan memberangkatkan mereka dari Asrama Haji Pondok Gede Jakarta ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kamis (9/7). Mereka akan diberangkatkan ke Jeddah, Arab Saudi dan ditugaskan di Daerah Kerja Makkah.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah tindak kejahatan pernah menimpa jamaah haji di Kota Makkah, Arab Saudi. Jamaah haji pun diminta untuk selalu meminta tolong kepada petugas haji resmi Indonesia.

Menurut Kabid Perlindungan Jamaah PPIH Arab Saudi, Jaetul Mukhlis, pernah terjadi kasus kejahatan dengan modus menanyakan identitas kepada jamaah haji. Kasus itu muncul beberapa tahun belakangan pada musim haji.

Baca Juga

"Pelaku kejahatan ini menawarkan bantuan kepada jamaah haji kita dengan modus mendatangi jamaah kita lalu menanyakan tempat tinggal jamaah. Ternyata dia punya niat tak baik kepada jamaah kita," kata Jaetul usai berkoordinasi dengan personel sektor khusus di Hotel Jad Al Shesa, Kota Makkah, Kamis (11/7).

Menurut Jaetul, jamaah haji Indonesia tersebut ditipu hingga diambil uangnya. Untuk mengantisipasinya, Jaetul mengimbau agar jamaah haji Indonesia yang mengalami kesulitan untuk melapor kepada petugas haji Indonesia.

Karena itu, Jaetul sangat mewanti-wanti kepada petugas haji Indonesia, agar selalu menggunakan pakaian petugas haji resmi dilengkapi identitas di manapun berada. Hal tersebut bertujuan agar jamaah haji Indonesia bisa mudah mengenali adanya petugas ketika mereka membutuhkan.

 

"Petugas haji di Arab Saudi harus memakai seragam yang jelas dan ada identitas pengenalnya," kata Jaetul.

Adapun aspek pencegahan terjadinya tindak kriminal, bisa dilakukan dari jamaah haji itu sendiri. Karena itu, Jaetul berpesan agar jamaah haji tidak membawa perhiasan dan barang-barang berharga ke Tanah Suci. Apalagi, sampai harus dibawa ke Masjidil Haram.

"Sebaiknya dari Tanah Air tidak usah membawa-bawa barang seperti itu," kata Jaetul.

Living cost yang diberikan kepada jamaah haji saat masih berada di asrama haji embarkasi pun sebaiknya ketika sudah berada di Makkah, tidak dibawa-bawa ke Masjidil Haram. Dikhawatirkan, uang tersebut akan tercecer atau jatuh.

"Dan, ini juga bisa memicu adanya tindakan kriminal dari orang lain," kata Jaetul.

Jaetul juga berpesan agar jamaah selalu berada dalam rombongan atau kelompoknya. Hal itu demi menjamin kenyamanan jamaah. "Diupayakan lagi, dalam rombongan itu ada laki-lakinya," ujar Jaetul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement