Jumat 18 Oct 2019 17:26 WIB

Kemenag: Haji Indonesia Langganan Dipuji Negara Lain

Pengelolaan haji Indonesia mendapat apresiasi.

Sejumlah pemain musik menampilkan sajian musik khas Arab untuk melepas kepulangan jamaah haji Kloter 97 Embarkasi Solo, di Madinah, Sabtu (14/9). Sebanyak 341 jamaah haji asal Solo diberangkatkan menuju Tanah Air.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Sejumlah pemain musik menampilkan sajian musik khas Arab untuk melepas kepulangan jamaah haji Kloter 97 Embarkasi Solo, di Madinah, Sabtu (14/9). Sebanyak 341 jamaah haji asal Solo diberangkatkan menuju Tanah Air.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Kementerian Agama RI menyatakan sejumlah negara besar yaitu Arab Saudi, Turki, Pakistan, Irak, dan India mengakui dan kagum terhadap perilaku tertib jamaah haji asal Indonesia selama menjalankan rangkaian ibadah di tanah suci.

"Pemerintah Arab Saudi berkali-kali mengakui dengan negara besar lainnya tentang ketertiban jamaah asal Indonesia, hal ini harus dipertahankan," kata Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin, di Jakarta, Kamis saat konferensi pers survei Indeks Kepuasaan Jamaah Haji Indonesia (IKJHI).

Baca Juga

Menurut Lukman, sebagus apapun manajemen yang diterapkan suatu negara dalam mengelola jamaah haji, tidak akan berhasil apabila orang tersebut susah untuk diatur.

Menurut dia hal itu menjadi salah satu kunci penting sehingga hasil survei IKJHI pada 2019 mencapai angka 85,91 persen atau kategori sangat memuaskan. Selain itu, pemerintah juga mengutamakan aspek kebersamaan antarlembaga dan kementerian dalam menjalankan amanat Undang-Undang nomor 8 tahun 2019.

"Untuk diketahui setelah kami tiba di tanah suci, kita sudah tidak ada lagi mengusung bendera kementerian atau lembaga masing-masing tapi mengutamakan Merah Putih," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, mengatakan IKJHI tersebut mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen dari penyelenggaraan ibadah haji 2018. "Ini capaian tertinggi sejak indeks kepuasaan haji dilaksanakan pertama kali pada 2010," kata dia.

Survei tersebut dilakukan untuk mengukur keberhasilan IKJHI naik atau turun setiap tahunnya. Selain itu, juga bertujuan menampung saran dan masukan dari para jemaah haji sehingga pelayanan dapat terus ditingkatkan.

Untuk metode pengumpulan data, BPS menggunakan tiga cara. Pertama, menyebarkan 12 macam kuesioner kepada jamaah haji melalui ketua regu yang memiliki anggota 10 orang dalam satu kelompok.

Kemudian, pada 2019 BPS untuk pertama kalinya melakukan survei dalam jaringan (daring) namun baru bisa diterapkan kepada jamaah haji khusus. Seterusnya, petugas melakukan wawancara untuk mengumpulkan berbagai data kualitatif. "Petugas juga melakukan observasi dengan mendatangi langsung mengamati fasilitas dan layanan yang diterima para jamaah," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement